Menu

Ahli Sebut Jaga Jarak Paling Sulit Dilakukan di Masa Pandemi, Mengapa Begitu?

11 September 2020 14:15 WIB
Ahli Sebut Jaga Jarak Paling Sulit Dilakukan di Masa Pandemi, Mengapa Begitu?

Sejumlah calon penumpang yang mengenakan masker antre bersiap menaiki kereta di Stasiun Tanah Abang, Jakarta, Kamis (27/8/2020). (ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/aww)

HerStory, Jakarta —

Angka kasus infeksi virus corona di Indonesia, khususnya di DKI Jakarta terus meningkat. Hal itu jadi salah satu alasan Pemprov DKI Jakarta kembali menerapkan PSBB ketat pada Senin (14/9/2020) mendatang.

Untuk memerangi virus corona, Dr. Sonny Harry B. Harmadi selaku Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satgas Penangan COVID-19, mengatakan bahwa masyarakat harus patuh menjalankan protokol kesehatan, seperti rajin cuci tangan, menggunakan masker, dan menjaga jarak.

Namun, dari beberapa protokol kesehatan yang diwajibkan, Dr. Sonny mengatakan bahwa masyarakat Indonesia cenderung sulit menerapkan protokol kesehatan jaga jarak. Itu juga jadi salah satu alasan mengapa angka infeksi virus corona masih terus meningkat.

"Jaga jarak ini sulit, kita sebagai makhluk sosial yang terbiasa berkumpul, bertemu bersapa, dan berjarak dekat, jarak itu menunjukkan kedekatan kita dengan orang tersebut. Sekarang kita akan tampak tidak ramah dan menjaga jarak, ternyata menjaga jarak ini ternyata menjadi perilaku yang menyelamatkan kita semua," kata Dr. Sonny saat konferensi pers di BNPB, Rabu (9/9/2020).

Dr. Sonny pun kembali mengimbau masyarakat untuk selalu menjaga jarak minimal satu meter di masa pandemi seperti ini. Pasalnya jika masyarakatnya patuh menerapkan protokol kesehatan, tentu pandemi ini bisa segera berakhir.

"Kita semua harus sadar bahwa menjaga jarak itu perilaku yang baik saat ini dikala pandemi, dan mencuci tangan. Dari tiga hal ini sebetulnya masyarakat sudah punya pengetahuan yang banyak. Tapi mereka tidak melakukan sepenuhnya," imbau Dr. Sonny.

"Masyarakat selalu menjaga jarak dalam seminggu terakhir, walaupun tingkat pengetahuan mereka terhadap kebijakan menjaga jarak berada pada level 87 persen. Namun, pada kenyataannya hanya 72 persen masyarakat yang menerapkan jaga jarak," tutupnya.

Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.

Artikel Pilihan