Menu

Rayakan Ulang Tahun, Seniman Feminis Peggy Guggenheim Ubah Permainan Jadi Museum!

16 September 2020 13:41 WIB
Rayakan Ulang Tahun, Seniman Feminis Peggy Guggenheim Ubah Permainan Jadi Museum!

Peggy Guggenheim, seorang seniman feminism (Another Magazine/Edited by Herstory)

HerStory, Jakarta —

Beauty, seorang feminis dari Amerika telah berulang tahun dan menyisakan banyak warisan hebat sebagai kolektor seni modern yang nggak bakal diabaikan oleh sejarah seni. Namanya Peggy Guggenheim, (26/08/1898).

Seniman ini berhasil mengambil risiko yang tinggi sebelum banyak orang melakukannya di dunia seni, lho. Tahun 1948 silam, Peggy membeli membeli palazzo di Venesia menghadap ke Grand Canal yang terkenal.

Meskipun menjadi rumahnya selama beberapa dekade, kini menjadi museum seni bernama Koleksi Peggy Guggenheim, yang baru-baru ini dibuka kembali untuk umum setelah ditutup selama berbulan-bulan karena pandemi.

Dilansir dari Forbes, museum ini melambangkan visi khusus Peggy untuk memamerkan koleksinya, Beauty. Ia pernah mengatakan, “Saya melihat kembali hidup saya dengan gembira banget. Saya pikir itu adalah hidup yang begitu sukses. Saya selalu melakukan apa yang saya inginkan dan nggak pernah peduli apa yang dipikirkan orang. Lib wanita? Saya adalah wanita yang terbebaskan jauh sebelum ada nama untuk itu" Tegas Peggy.

Enggak cuma itu, furnitur modern lainnya juga bisa pengunjung nikmati. Koleksi seni modernnya yang rumit ini menampilkan karya seni oleh Alexander Calder dan Wassily Kandinsky. Di samping teras dan kafe yang tertutup tumbuhan merambat, Guggenheim dimakamkan di taman bersama anjing-anjing Lhasa Apso-nya, yang masing-masing namanya tercantum di nisan, salah satunya dari Hongkong.

Peggy juga meninggalkan dua otobiografi, lho. Salah satunya disebut Out of This Century: Confessions of an Art Addict, ia dengan cermat mendokumentasikan kehidupannya dari tahun 1940-an hingga 1970-an dengan surat, kliping surat kabar, dan rekaman audio. Itu adalah arsip kehidupan publiknya.

Salah satu memoarnya pun telah ditinjau sebagai berikut, "Dia menjalani kehidupan seks, hak istimewa dan uang, tetapi yang dia inginkan hanyalah kredibilitas dalam dunia seni yang didominasi pria".

Hal inilah yang membuat Peggy Guggenheim nggak diragukan lagi sebagai kolektor seni wanita paling berpengaruh di abad ke-20. Meskipun ayahnya meninggal di Titanic pada tahun 1912, dan dia mewarisi kekayaannya dan mengabdikan hidupnya untuk mengumpulkan karya seni, sebagian besar abstrak dan surealisme.

Dia juga mengabdikan dirinya untuk membeli satu karya seni sehari. Dia membantu meluncurkan karir Jackson Pollock, Alexander Calder dan Max Ernst (yang  pernah dia nikahi).

Baca Juga: Ajak Seniman Muda untuk Ciptakan Karya Demi Perpanjang Hidup Sampah, Kiehl’s Helat Kampanye 'Trash to Art' di Senayan City

Baca Juga: Gandeng Seniman Lokal, Alchemist Fragrance Gelar Pameran Unik: Kawinkan Seni Visual dan Penciuman

Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.