Menu

Wow! Musisi Alison Mosshart Ubah Suara Mobil Favorit Jadi Mahakarya!

16 September 2020 15:45 WIB
Wow! Musisi Alison Mosshart Ubah Suara Mobil Favorit Jadi Mahakarya!

Alison Mosshart seorang musisi Amerika (Daily Front Row/Edited by Herstory)

HerStory, Jakarta —

Alison Mosshart adalah musisi yang hebat banget, ia banyak dikenal karena karyanya dengan Kills and Dead Weather, dia menceritakan kisah hebatnya tentang berada di bar, mendengarkan lagu yang menurutnya keren banget dan kemudian menyadarinya selama satu setengah menit. Lagu itu adalah nyanyiannya.

Dilansir dari Forbes, Mosshart adalah musisi yang nggak unik di kalangan musisi kalau nggak melihat ke belakang. Hal ini karena 95 persen musisi akan mengatakan bahwa mereka fokus pada masa kini dan masa depan.

Saat pandemik Covid-19 ini, Mosshart menyadari tur yang nggak ada dan ia punya waktu untuk merenung, Beauty. Kesempatan itupun ia ambil untuk memanfaatkan kecintaannya pada mobil sejak masih anak-anak dulu. Hal ini bakal jadi proyek besar untuknya.

Apa yang dimulai sebagai pertunjukan seni telah menjadi sebuah buku, Car Ma, album kata lisan pertamanya, Sound Wheel dan serangkaian film pendek yang terinspirasi oleh album tersebut.

Semuanya dimulai sebagai pertunjukan lukisan. Mosshart telah melakukan pertunjukan lukisan yang disebut "Los Trachas" dengan seorang temannya bernama Danny Zovatto.

“Kami mengambil alih galeri seni ini dan itu akan menjadi pertunjukan dua orang, tetapi kami tidak memiliki pekerjaan apa pun. Jadi kami mengunci diri kami di studio dan pertunjukan lukisan secara bertahap benar-benar menjadi tentang L.A., di mana kami berada,” ujar Mosshart.

Saat di LA, Mosshart memikirkan sesuatu, yaitu adalah mobil, selalu mobil, mereka ada di mana-mana. Akibat begitu menyukai mobil, akhirnya ia mengecat banyak mobil di acara ini. Kemudian segera setelah itu pertunjukan wanita yang menjalankan galeri itu seperti, "Hei, kita akan melakukan proyek 'zine semacam ini. Apakah kamu ingin membuat seperti zine 15 halaman dengan lukisan mobilmu?" Pikirnya.

Selanjutnya, setelah malam panjang yang dirasa akan menghasilkan proyek seni itupun ia merasa bukan lagi zine apalagi buku. Ia memadamkan segala hal untuk mendapatkan proyek seni yang lebih dari itu.

Mosshart berbicara dengan Third Man dan ketika ia duduk di kantor di Third Man, ia berpikir lagi, "Bisakah kita melakukan rekaman ini juga? Karena kamu memiliki pabrik pengepresan dan kalian adalah orang-orang pembuat rekor, mengapa kita tak melakukan rekaman ini?" pikirnya.

Akhirnya, karena ketika itu ia sedang menulis buku, kapan saja, ia akan terjebak di bagian yang panjang dan nggak merasa bergerak atau mengalir dengan cara yang benar. Mosshart akan merekam dirinya sendiri, membacanya untuk merasakan ritme dan irama, hingga melihat apa yang berhasil, di mana napas, di mana ketukan itu.

Setelah itu, Mosshart mengemukakan ide rekaman ini. Mereka benar-benar menyukainya, mereka nggak tahu apa yang mereka hadapi. Bahkan ia kembali bergumam, "saya nggak tahu apakah orang-orang akan mau mendengarkan ini” tuturnya sambil tertawa.

Kendati demikian, ia tetap menunggu bagaimana kelanjutannya. Ia pun merekam semua itu. Ia seperti mengunci dirinya di studio miliknya selama sebulan dan hanya bertualang dengan musiknya. Itu adalah latihan yang keren banget menurutnya.

Lalu ia mendengarkan latihan dan mencoba untuk mencari tahu cara terbaik mengatakan hal-hal ini. Keyakinannya pun membawanya pada kepuasan bahwa ia berhasil menulis lagu, berhasil mencapai batas akhir apa yang ia lewati.

Baca Juga: Berhasil Duduk Jadi Pemimpin di Perusahaan Pertambangan, Selly Adriatika Sebut Peran Wanita sangat Powerful

Baca Juga: Jadi Winner di Concert American Protege, Evolette Alexandra Luncurkan Single Ketiga

Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.