Menu

Sering Salah Kaprah, Dokter Paru: Oximeter Bukan untuk Orang Sehat!

21 September 2020 09:30 WIB
Sering Salah Kaprah, Dokter Paru: Oximeter Bukan untuk Orang Sehat!

Oximeter, alat untuk memeriksa saturasi oksigen. (pinterest/freepik)

HerStory, Jakarta —

Oximeter atau alat pengukur saturasi oksigen sedang banyak diburu masyarakat. Hal itu disebabkan karena khawatir akan alami kondisi happy hypoxia. Untuk diketahui, happy hypoxia adalah kondisi di mana kadar oksigen dalam darah menurun tanpa adanya tanda, seperti sesak napas.

Mengancam nyawa, masyarakat pun berbondong-bondong membeli oximeter untuk mencegah terjadinya happy hypoxia. Padahal kondisi ini kemungkinan besar hanya dialami oleh pasien covid-19 bergejala. Itu berarti masyarakat yang sehat tak membutuhkah oximeter. Jadi, janganĀ panic buying ya!

"Jangan sampai salah. Pulse oximeter bukan untuk orang sehat atau orang tanpa gejala (OTG) Covid-19," kata dr. Erlina Burhan, M.Sc, Sp.P(K), dokter spesialis paru di RSUP Persahabatan, saat konferensi pers di BNPB, Rabu (16/9/2020).

dr. Erlina kembali menegaskan bahwa orang sehat tak perlu membeli oximeter. Sebaliknya, untuk pasien covid-19 disarankan untuk rutin mengecek saturasi oksigennya dengan oximeter agar tak berisiko alami kondisi fatal.

"Kalau orang bergejala sering-sering ukur saturasi oksigen, jangan tunggu sesak karena pada happy hypoxia tidak ada gejala sesak," kata Erlina.

Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.

Artikel Pilihan