Ilustrasi cacar monyet. (Shutterstock/Edited by HerStory)
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) saat ini resmi menetapkan wabah penyakit cacar monyet sebagai darurat kesehatan global.
Diketahui, cacar monyet disebabkan oleh virus monkeypox, anggota genus Orthopoxvirus dalam famili Poxviridae. Ini merupakan penyakit zoonosis virus yang terjadi terutama di daerah hutan hujan tropis Afrika Tengah dan Barat, terkadang diekspor ke daerah lain.
Nah, salah satu gejala cacar monyet adalah munculnya ruam pada kulit. Lalu, bagaimana cara membedakan ruam kulit cacar monyet dengan penyakit lainnya? Yuk, simak penjelasan berikut ini!
Ruam cacar monyet memiliki penampilan yang sangat beda, yaitu lesi yang jelas dan dalam. Umumnya, ada lebih banyak lesi di wajah daripada di batang tubuhnya.
Menurut WHO, lesi terjadi pada wajah pada sekitar 95 persen kasus, telapak tangan dan telapak kaki pada 75 persen kasus, kulit di dalam mulut pada 70 persen kasus, alat kelamin pada 30 persen kasus, dan mata pada 20 persen kasus. Ruam tersebut mengikuti perkembangan tahapan tertentu selama dua hingga tiga minggu.
Biasanya, lesi pertama berada di dalam mulut atau lidah. Ini menandai saat penderita cacar monyet menjadi menular.
Ruam ini biasanya dimulai pada wajah sebelum menyebar ke seluruh tubuh dalam waktu 24 jam. Kondisi ini akan berlangsung satu sampai dua hari.
Pada hari ketiga, lesi ruam biasanya akan menjadi sedikit menonjol dan terasa keras. Tahap ini juga berlangsung satu sampai dua hari.
Pada hari keempat atau kelima, lesi yang menonjol terisi cairan bening dan berlangsung selama satu sampai dua hari.
Pada hari ke enam atau tujuh, lesi menjadi berisi cairan buram berwarna kekuningan, serta mulai membesar dan seringkali berbentuk bulat.
Pustula akan sering membentuk titik di atas (umblikasi) dan bertahan selama sekitar lima hingga tujuh hari sebelum mulai mengeras.
Pada hari ke-14, lesi akan menjadi keropeng (seperti lubang) yang berkerak. Banyak pasien merasa nyeri dan gatal saat memasuki fase ini. Setelah sekitar satu minggu, keropeng mulai rontok. Kemungkinan masih terdapat bercak kulit atau bekas luka berlubang pada penderita. Setelah semua lesi hilang, orang tersebut tidak lagi dianggap menular.
Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.
Share Artikel: