Memasuki tahun ketiga sejak pandemi Covid-19 terjadi di Indonesia, pembelajaran tatap muka sudah mulai diselenggarakan. Namun, masih banyak kekhawatiran akan keamanan anak saat belajar secara langsung di sekolah.

Menjawab kekhawatiran tersebut, dr. Siti Nadia, M.Epid memaparkan beberapa hal yang harus diperhatikan oleh anak, orang tua, maupun guru. Ia menyampaikan hal tersebut dalam talk show Badan Nasional Penanggulangan Bencana bertajuk ‘Pola Hidup Bersih dan Sehat’ yang diselenggarakan secara virtual (28/7/2022).

Menurutnya hal yang pertama untuk menjamin kesehatan anak adalah dengan memastikan bahwa semua guru dan tenaga pendidik sudah mendapatkan vaksinasi dosis lengkap. Bahkan, sebaiknya mereka sudah mendapatkan vaksin booster.

“Guru dan tenaga pendidikan di sekolah tidak cukup dengan dua vaksin, tetapi juga harus dilengkapi dengan vaksin booster,” terangnya.

Cara kedua adalah dengan tetap menjaga protokol kesehatan. Setiap sekolah harus menyediakan fasilitas cuci tangan guna menjaga kebersihan siswa dan pihak yang beraktivitas di sekolah.

Tak lupa ia menegaskan bahwa penggunaan masker adalah hal yang wajib. Namun, saat pertemuan tatap muka (PTM) sudah tak ada lagi jarak.

“Menggunakan masker tetap dilakukan, walaupun mungkin sudah tidak ada lagi jarak dalam protes PTM,” ungkap dr. Siti Nadia.

Sekretaris Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat Kemenkes RI ini berharap para guru tetap menggunakan masker selama proses belajar mengajar.

Jika ada anak yang memiliki keluhan kesehatan seperti batuk atau pilek, maka tak boleh ke sekolah sebab harus istirahat di rumah.

Selanjutnya, Sekretaris Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat Kemenkes RI ini menjelaskan bahwa proses pembukaan PTM dilakukan secara bertahap. Hal ini merupakan penyesuaian terhadap perkembangan mengenai PTM seiring dengan kasus COvid-19.