Menu

Moms, Belajar dari Kejadian Rachel Maryam, Begini Penyebab Umum Perdarahan Saat Melahirkan!

04 Oktober 2020 14:10 WIB
Moms, Belajar dari Kejadian Rachel Maryam, Begini Penyebab Umum Perdarahan Saat Melahirkan!

Aktris dan politikus Rachel Maryam bersama suaminya, Edwin Aprihandono. (instagram/rachelmaryams)

HerStory, Jakarta —

Aktor Surya Saputra memberikan keterangan mengenai kondisi salah satu sahabatnya Rachel Maryam yang mengalami perdarahan hebat ketika menjalani proses persalinan beberapa waktu lalu. Namun, menurut kabar terbaru kini kondisinya sudah mulai stabil dan membaik di rumah sakit.

"Kemarin sih pada saat lahiran dia bilang ada perdarahan, dari teman-teman bilang ada perdarahan," ujarnya.

Perdarahan hebat bisa saja terjadi ketika lebih dari dua liter darah hilang atau wanita yang dalam proses persalinan mengalami gejala kehilangan darah yang signifikan, seperti tekanan darah rendah, detak jantung cepat, pusing, kelelahan, dan lemas, dalam waktu 24 jam setelah melahirkan.

Berdasarkan MSD Manuals, penyebab paling umum dari kondisi ini adalah rahim enggak mulai berkontraksi setelah melahirkan, namun tetap longgar dan terentang (suatu kondisi yang disebut atonia uteri). Ketika rahim enggak mulai berkontraksi setelah melahirkan, pembuluh darah yang terbuka saat plasenta terlepas terus mengeluarkan darah.

Berikut ini Deretan Situasi Ketika Kontraksi Dapat Terganggu!

  • Ketika rahim terlalu meregang, mislanya oleh terlalu banyak cairan ketuban di dalam rahim, melahirkan bayi kembar, atau ukuran janin terlalu besar.
  • Saat persalinan berlangsung lama, tidak normal, atau cepat.
  • Ketika sang ibu sudah melahirkan lebih dari lima kali.
  • Ketika anestesi pelemas otot digunakan selama persalinan dan melahirkan.
  • Ketika selaput di sekitar janin terinfeksi (disebut infeksi intra-amnion )
  • Miss V atau serviks robek atau dipotong saat melahirkan (seperti yang dilakukan selama episiotomi).
  • Wanita mengalami gangguan perdarahan yang mengganggu pembekuan.
  • Infeksi intra-amnion menyebabkan infeksi pada rahim (endometritis).
  • Sepotong plasenta tertinggal di dalam rahim setelah melahirkan.
  • Rahim pecah atau terbalik, namun ini jarang terjadi.

Perdarahan berlebihan setelah satu persalinan dapat meningkatkan risiko perdarahan pada persalinan berikutnya. Fibroid di rahim juga bisa meningkatkan risiko.

Baca Juga: Kenalan dengan Program Fertility Benefit dari Merck untuk Moms dan Dads yang Sedang Merencanakan Promil, Intip Yuk!

Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.