HerStory, Bogor —

Beauty, taukah kamu? Zumba, dalam bahasa Kolombia artinya bersenang-senang dan bergerak cepat. Senam Zumba adalah rangkaian olahraga atau senam jantung yang menyenangkan dan mudah diikuti. Gerakan aerobik berbasis tarian ini diiringi musik dengan kombinasi irama yang cepat dan pelan. 

Dengan melakukan Zumba selama 1 jam 3 kali per minggu, kamu bisa menurunkan setidaknya 0,5 kg dalam 2 minggu dan 1 kg per bulan. Tentunya dengan pengaturan pola makan juga. Merangkum dari berbagai sumber, Rabu (14/10/2020) berikut manfaat senam zumba.

1. Membakar Kalori dan Lemak

Melakukan zumba selama 39 menit mampu membakar kalori sebesar 9,5 kalori per menitnya. Setidaknya, ada sekitar 369 kalori yang terbakar dalam sekali kelas zumba 39 menit tersebut. Setidaknya tubuh harus membakar 300 kalori untuk bisa menurunkan berat badan, dan zumba menjadi satu pilihan yang tepat.

2. Membangun Ketahanan Tubuh

Musik yang diputar untuk mengiringi gerakan zumba memiliki tempo cepat, sehingga pergantian gerakan untuk menyesuaikan dengan iramanya mampu membangun ketahanan tubuh. Terjadi penurunan denyut jantung dan tekanan darah sistolik setelah melakukan zumba selama 12 minggu, dan hal ini erat kaitannya dengan peningkatan ketahanan tubuh.  

3. Menghilangkan Stres

Sebagai olahraga yang dilakukan dengan musik, zumba sangat efektif menghilangkan stres. Gerakan yang cepat dapat mendukung pelepasan endorfin yang dapat meningkatkan suasana hati, memberikan efek bahagia, dan perasaan senang.

4. Mengencangkan Otot Perut

Zumba melibatkan banyak gerakan lengan yang berbeda yang memperkuat otot-otot di lengan, bahu, dada, dan punggung atas. Zumba juga bisa membangun otot perut yang lebih kuat, hal ini penting untuk mempertahankan postur tubuh yang sehat. Olahraga ini adalah cara yang baik untuk mengencangkan dan meningkatkan kekuatan otot.

5. Meningkatkan kelenturan tubuh

Gerakan zumba membuat tubuh tetap fleksibel dan mempertahankan rentang gerak yang baik. Zumba melibatkan banyak gerakan, postur, dan posisi dansa yang berbeda. Semuanya mengharuskan anggota tubuh untuk bergerak. Ini membuat sendi tetap lentur. Sendi yang lentur mengurangi risiko cedera otot dan persendian.