Menu

Ngeri.. Gigi Gak Rapi Ternyata Bisa Picu Beragam Masalah Kesehatan, Cek Penjelasan Dokter Ahli Ini Beauty!

09 September 2022 10:22 WIB
Ngeri.. Gigi Gak Rapi Ternyata Bisa Picu Beragam Masalah Kesehatan, Cek Penjelasan Dokter Ahli Ini Beauty!

Ilustrasi gigi kuning. (Freepik/kroshka__nastya)

HerStory, Jakarta —

Beauty, tahu gak, ternyata gigi yang tak rapih memiliki dampak buruk bagi kesehatan secara keseluruhan, lho. Hal ini dijelaskan langsung oleh drg. Stephanie Adelia Susanto, MM, Sp. Ort, selaku Co-founder dan Chief Orthohontist Klar Smile

Dikatakan wanita yang kerap disapa drg. Adel itu, saat ini gigi yang tak rapi masih sering diabaikan, karena masyarakat Indonesia sendiri belum terlalu memahami dampak buruk yang bisa muncul dari gigi tak rapi. Padahal, efek kesehatan pertama yang diakibatkan dari gigi tak rapih adalah gigi berlubang akibat penumpukkan plak yang sulit dibersihkan.

"4 dari 5 orang Indonesia itu mengalami masalah gigi tak rapi atau maloklusi. Padahal, gigi yang rapi itu dapat memberikan estetika wajah yang lebih baik. Dan, gigi yang rapi bukan cuma tentang estetik saja, tapi juga berkaitan dnegan kesehatan. Riset membuktikan gigi tidak rapi dapat meningkatkan resiko gigi berlubang secara signifikan dikarenakan plak gigi yang lebih mudah menempel dan lebih sulit untuk dibersihkan," tutur drg. Adel, saat konferensi pers Klar Aligner di Dian Ballroom Hotel Raffles, Kuningan, Jakarta, Kamis (8/9/2022).

drg. Adel juga mengatakan, gigi yang tak rapi akan menyebabkan beban pengunyahan menjadi tak seimbang, yang berakibat gigi menjadi lebih mudah pecah dan meningkatkan resiko ompong.

“Bagi kesehatan secara keseluruhan, gigi yang tidak rapi akan membuat proses pengunyahan terganggu, yang kemudian akan berdampak negatif terhadap asupan gizi," papar dia.

Selain itu, proses pengunyahan yang tak optimal akan berdampak pada saluran pencernaan terutama lambung dan usus yang bekerja terlalu berat. 

"Kesehatan gigi ini efeknya seperti domino. Karena gigi terkait sistem pencernaan sendiri. Kalau gigi bermasalah, sistem pencernaan pun akan bermasalah," imbuh dia.

Kata dia, riset juga membuktikan bahwa proses pengunyahan dapat menghasilkan sejumlah besar informasi sensorik pada otak, dan menjaga fungsi belajar dan mengingat sehingga jika disfungsi mastikasi ini dibiarkan, bisa berpotensi mengakibatkan penurunan kemampuan kognitif seseorang.

"Jadi, proses mastikasi yang optimal itu bisa memberikan proses koginitif yang lebih baik," ujar drg. Adel.

Lebih lanjut, drg. Adel mengatakan, sebenarnya terdapat sejumlah metode merapikan gigi yang tersedia saat ini, salah satunya adalah dengan menggunakan clear aligner.

Clear aligner merupakan salah satu alternatif untuk merapikan gigi. Bedanya dengan behel atau kawat gigi konvensional, metode tersebut menggunakan teknologi 3D modelling dan dianggap memiliki beberapa keunggulan.

drg. Adel pun lantas menjelaskan, Klar sendiri memiliki produk clear aligner yang beda dari yang lain. Dia menegaskan, bahan plastik pada aligner Klar dipastikan aman untuk digunakan dalam mulut dan tak memiliki efek samping. 

Ia juga bilang, aligner tak akan menimbulkan sakit atau menyebabkan pasien kesulitan saat makan. Selain itu, bahan yang transparan membuat pasien seperti tak memakai apapun di giginya.

Hanya saja, drg. Adel pun menyarankan setiap pasien yang hendak menggunakan aligner diharuskan untuk konsultasi dengan dokter gigi terlebih dahulu mengingat kondisi dan bentuk gigi satu pasien dengan yang lain berbeda.

"Gak ada efek samping. Justru sangat menunjang penampilan, karena bentukannya transparan, kan," imbuh dra. Adel.

Nah Beauty, menyoal produk Klar Aligner ini, dikatakan drg. Adel, setakan Klar aligner dibuat secara series terdiri dari nomor 1 hingga 20 dengan setiap nomor digunakan umumnya selama tujuh sampai sepuluh hari. Ia pun lantas menyarankan agar pasien menggunakan aligner minimal 22 jam sehari untuk mendapatkan hasil yang maksimal.

"Pas pakai ini, intinya gak boleh dipakai pas makan, minum air panas, sama sikat gigi. Copot dulu aja. Harus diingat juga, aligner ini akan berubah warna atau tak sebening aslinya apabila kita memakan makanan panas secara terus-menerus. Untuk pemakaian, aligner ini dipakai dalam sehari minimal 22 jam," kata drg. Adel.

Namun, drg. Adel mencatat bahwa penggunaan aligner juga memperhatikan indikasi kasus tertentu. Jika susunan gigi sangat berjejal, dokter mungkin akan menganjurkan untuk mengambil tindakan lain karena aligner tak bisa mengatasi kasus sulit tersebut.

"Aligner ini aman digunakan bagi pasien yang memiliki masalah gigi berlubang selama kondisi tambalannya baik. Kecuali jika pasien memiliki implan gigi. Itu gak bisa, ya. Dan sebetulnya syaratnya (penggunaan aligner) hanya satu, kondisi tulangnya bagus. Jadi ketika kita buat plat, kita pastikan dia bisa kencang. Kondisi tulang akan lebih terlihat jika kita melakukan prosedur, di konsultasi awal,” tandas drg. Adel.

Baca Juga: Selain Bisa Bikin Bayi Lahir Prematur, Inilah Deretan Penyakit yang Bisa Disebabkan oleh Kerusakan Gigi, Jangan Dianggap Sepele Moms!

Baca Juga: Penuh Percaya Diri dengan Senyum Sehat Cukup Bersama KLAR Smile, Intip Yuk Beauty...

Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.