Lady Diana dan Ratu Elizabeth II (AP Photo/Martin Cleaver, File)
Satu dunia dikejutkan dengan kabar kepergian Ratu Elizabeth II dari kerajaan Inggris. Meninggal dunia di usia 96 tahun, kabar duka itu datang tak lama setelah Istana Buckingham mengumumkan kondisi kesehatan sang ratu yang sempat memburuk beberapa waktu terkahir.
Kematian Ratu Elizabeth II ini membuat Pangeran Charles naik takhta untuk menggantikan sang ibunda yang telah bertakhta sebagai Ratu selama 70 tahun.
Kenaikan takhta Pangerang Charles menjadi Raja Inggris juga otomatis akan disandang oleh istrinya, Camillia Parker yang akan mendapatkan gelar Queen Consort atau dikenal dengan permaisuri.
Jika menilik kebelakang, kematian Lady Diana istri Pangeran Charles, pada 31 Agustus 1997 di Paris, masih menyisahkan banyak misteri di dalamnya. Seharusnya lah, sosok Lady Diana yang kini menyandang sebagai permaisuri kerajaan.
Rupanya, menikah dengan anak dari Ratu Inggris tak membuat sosok Lady Diana bahagia. Bahkan, kisah rumah tangganya dengan Pangeran Charles pun sempat disebut melibatkan ada orang ketiga.
Tak hanya itu, kabar ketidakharmonisan antara Lady Diana dan Ratu Elizabeth II pun merebak. Bahkan semasa hidup, Ratu Elizabeth dinilai sebagai sosok yang jahat terhadap Lady Diana.
Dirangkum dari berbagai sumber, beberapa kejadian ini seolah menjadi bukti dari hubungan Ratu Elizabeth II dan Lady Diana yang tak akur semasa hidupnya.
Semasa hidup, Lady Diana memang selalu aktif dalam kegiatan sosial seperti mendatangi sekolah, rumah sakit dan melakukan beberapa kunjungan ke berbagai negara di dunia.
Berasal dari keluarga kerajaan, hal tersebut tak membuat Lady Diana membatasi aktivitasnya dengan orang bawah, ia justru menyatu dengan orang kebanyakan, bahkan dengan mereka yang terpinggirkan.
Pada salah satu kunjungan Lady Diana ke Indonesia, November 1989 silam. Ibu dari Pangeran William dan Harry ini melakukan tindakan yang 'terlarang' setibanya di Tanah Air.
Saat itu, ia mengunjungi Rumah Sakit Sitanala di Banten, Indonesia. Pada kesempatan itu, Lady Diana mendatangi pasien yang terkena kusta, yang dimana penyakit ini ditakutkan banyak orang.
Duduk di tempat tidur penderita kusta, Lady Diana tak menghiraukan imbauan dari pejabat dan awak media. Bahkan, Lady Diana dengan kerendahan hati berjabat tangan dengan mereka yang menderita kusta.
Lady Diana pun tak ragu untuk menyentuh perban yang membukus luka dari para pasien. Tindakan Lady Diana ini seolah menepis adanya mitos soal penyakit kusta yang sudah meluas.
Meski tindakan Lady Diana menuai pujian, rupanya Ratu Elizabeth tak setuju dan murka dengan tindakan Lady Diana dan dianggap telah melanggar aturan kerajaan.
Pada saat Lady Diana meninggal dunia pun, Ratu Elizabeth menentang keras Pangeran Charles yang bersikeras ingin menjemput jenazah mendiang mantan istrinya di Paris. Menurut sang Ratu, Pangeran Charles tak harus bertindak sejauh itu.
Meski demikian, Richard Kay salah satu dari teman Lady Diana pun mengatakan jika sikap Pangeran Charles cukup mengejutkan dan berani.
"Charles ingin mengambil penerbangan kerajaan ke Paris tetepi Ratu tidak mengizinkannya. Charles berjuang lebih keras untuk Diana daripada yang pernah dia perjuangkan untuknya dalam hidupnya,"
Usaha keras Pangeran Charles ini diberikan izin oleh Ratu Elizabeth II untuk Pangeran Charles menggunakan pesawat kerajaan dan membawa kembali peti mati Lady Diana.
Rakyat Inggris menunjukkan kemarahannya pada Keluarga Kerajaan Inggris, meyusul dari kemarian Lady Diana pada 1997 lalu. Bahkan pada halaman depan tabloid The Sun, memuat artikel berjudul "Where is Our Queen? Where is her flag", beberapa hari dari pascatragedi kecelakan tersebut.
Ratu Elizabeth dinilai tak memiliki empati atas kepergian dari mantan menantunya itu. Bendera setengan tiang tak dikibarkan, Keluarga Kerajaan lebih memilih untuk 'mengurung diri' di Balmoral, Skotlandia, sedangkan jasad Lady Diana berada di London.
Reaksi Ratu Elizabeth atas kematian Lady Diana juga digambarkan dalam bukunya Andersen. Ia menuliskan, jika sang Ratu lebih peduli dengan perhiasan kerajaan dibandingkan dengan mengenang keluarganya yang telah pergi.
Saking tak pedulinya dengan kematian sang mantan menantu, setelah dari kematian Lady Diana, Sang Ratu kabarnya mengirimkan Konsul Inggris di Paris, Keith Moss, untuk menemukan perhiasan-perhiasan kerjaaan yang mungkin di bawa oleh Lady Diana.
"Ratu khawatir tentang perhiasan. Kami harus menemukannya dengan cepat, Ratu ingin tahu, di mana perhiasan itu?" ujar Moss kepada Kepala Perawat di Paris Hospital, Beatrice Humbert, seperti yang dimuat dalam buku Andersen.
Namun, Moss tak ditemukan perhiasan kerajaan yang dikenakan Lady Diana. Meski begitu, semua barang miliknya termasuk pakaian telah di kirim ke Inggris oleh Mohammed Al Fayed, ayah dari Dodi Al Fayed yang merupakan kekasih Lady Diana yang juga tewas dalam kecelakaan tragis di terowongan Pont de l'Alma.
Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.