Gula pasir dan gula merah. (pinterest/freepik)
Moms tahu gak sih kalau ternyata ada asupan yang masuk ke dlam tubuh yang terkadang tak disadari efek buruknya lho! Beberapa waktu lalu, situs Quora Indonesia membahas soal produk kemasan. Biasanya, produk kemasan sangat lekat dengan kalori atau lemak jahat di dalamnya. Namun, kali ini pembahasan soal kandungan jahat ternyata ada pada gula.
Pemanis satu ini memang berjuluk Silent Killer. Gula ada di setiap makanan dan minuman yang kita konsumsi.
Namun, pada makanan dan minuman kemasan, jumlahnya sangat tinggi, bahkan bisa melebihi kebutuhan harian gula orang dewasa setiap harinya.
“Sekali makan snack itu kita makan 21 gram gula… Makan gula 21 gram x 2 =42 gram. Padahal snack beginian biasanya habis dalam sekali makan,” tulis Prasasty Dinakandhi di Quora.
Snack yang ia maksud adalah kudapan cokelat dengan crispy di dalam. Konsumsi gula berlebih dapat menyebabkan diabetes, di mana orang dengan diabetes tipe 2 biasanya tak menunjukkan gejala pada awalnya.
Lalu, kenapa gula bisa disebut sebagai Silent Killer atau pembunuh diam-diam? Berikut 5 fakta tentang gula, seperti yang dikutip dari Huffpost dam The Time:
Penelitian pada 2013 yang diterbitkan di Journal of American Heart Association membuktikan gula dapat mempengaruhi mekanisme pemompaan jantung sehingga meningkatkan risiko gagal jantung.
Molekul dari gula (dan juga pati) yakni glukosa-6-fosfat dehidrogenase (G6P) dapat mengubah protein otot jantung. Perubahan tersebut dapat menyebabkan gagal jantung.
Lemak perut ini sebenarnya adalah lemak visceral yang menumpuk di sekitar organ vital, seperti hati, pankreas, dan usus. Lemak ini susah untuk dihilangkan.
Lemak perut berbahaya karena termasuk faktor risiko penyakit jantung dan diabetes. Penelitian Framingham Heart Study pada 2016 menunjukkan semakin banyak konsumsi minuman manis, maka dapat meningkatkan lemak visceral.
Sebuah riset pada 2009 menunjukkan hubungan positif antara konsumsi glukosa dan penuaan sel, yang menyebabkan keriput hingga penyakit kronis.
Penuaan otak juga dapat dipicu oleh konsumsi gula berlebih. Penelitian pada 2012 menemukan efek dari konsumsi gula berlebih terhadap otak, yakni defisiensi memori dan kesehatan kognitif secara keseluruhan.
Studi epidemiologis menunjukkan korelasi mencolok antara penambahan berat badan dan konsumsi gula.
Sebuah penelitian yang mengamati data dari 75 negara pada 1997-2010 menemukan kenaikan 1am konsumsi soft drink membuat 4,8 dari 100 orang mengalami kelebihan berat badan. Selain itu, 2,3 dari 100 orang menjadi obesitas.
Ini adalah salah satu alasan kenapa gula disebut Silent Killer. Konsumsi fruktosa berlebih dapat meningkatkan kondisi yang disebut resisten leptin.
Leptin merupakan hormon yang memberi tahu tubuh kita jika sudah cukup makan. Tapi masalahnya, kita sering mengabaikan sinyal yang dikirimkan otak itu.
Parahnya, jika leptin ini tak berfungsi sehingga membuat kita makan secara berlebihan sehingga menyebabkan obesitas.
Lalu, kenapa jadi pembunuh diam-diam? Karena kondisi tersebut tanpa gejala dan tanpa adanya peringatan.
Jika berat badan kamu bertambah dalam setahun terakhir dan tak tahu penyebabnya, coba perhatikan lagi berapa banyak gula yang kamu konsumsi.
Kementerian Kesehatan menganjurkan konsumsi gula harian per orang adalah 10i total energi (200 kkal), atau setara dengan 4 sendok makan (50 gram).
Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.
Share Artikel: