Ilustrasi kanker serviks (Freepik/Edited By HerStory)
Beauty, kanker payudara bukan satu-satunya penyakit yang menyerang wanita di mana-mana. Menurut American Cancer Society, sekitar 13.170 kasus baru kanker serviks invasif didiagnosis setiap tahun, dan 4.250 orang akan kehilangan nyawa karena penyakit yang berasal dari leher rahim, yang menghubungkan vagina ke bagian atas rahim.
Kabar baiknya adalah bahwa pra-kanker serviks didiagnosis lebih dari sekadar kanker itu sendiri, berkat kemajuan dalam metode skrining—dan apa yang dulunya menjadi penyebab utama kematian bagi wanita di Amerika Serikat tak lagi berada di tiga besar.
Hampir semua kasus kanker serviks disebabkan oleh human papillomavirus (HPV), yakni virus umum yang dapat ditularkan dari satu orang ke orang lain saat berhubungan seks. Namun, mendeteksi virus ini sangat penting dalam mencegah penyakit.
“Sebagian besar infeksi HPV bersifat sementara. Namun, jika tak dibersihkan oleh sistem kekebalan tubuh Anda, HPV dapat bereplikasi dan menyebabkan kerusakan sel yang mengarah ke lesi prakanker atau kanker,” jelas Angel Lightner, selaku OBGYN Resident Physician, dikutip dari Eat This.
Lebih lanjut, Lighner pun menjelaskan bahwa faktor risiko kanker serviks meliputi:
Menurut Steve Vasilev MD, ahli onkologi ginekologi dan direktur medis Integrative Gynecologic Oncology di Pusat Kesehatan Providence Saint John dan Profesor di John Wayne Cancer Institute di Santa Monica, hal yang disayangkan tentang kanker serviks adalah hanya ada sedikit tanda atau gejala awal yang dapat diandalkan.
"Bila terjadi pendarahan atau keputihan yang tidak normal, seringkali sudah dikaitkan dengan kanker serviks dengan ukuran yang signifikan. Jika ada rasa sakit, itu mungkin berarti kanker yang lebih besar,” paparnya.
Sementara itu, Monique May, MD, menambahkan bahwa pendarahan atau bercak yang tidak biasa akibat kanker serviks akan sering terlihat setelah melakukan hubungan seksual. Nyeri juga bisa terjadi.
Kemudian, Dr. Lightner menyarankan hal-hal berikut untuk mengurangi risiko kanker serviks, yakni:
American Cancer Society menjelaskan bahwa pengobatan kanker serviks bergantung pada stadium. Untuk tahap awal kanker serviks, ketika kanker terlokalisasi di serviks, pembedahan, atau radiasi yang dikombinasikan dengan kemo dapat digunakan.
Untuk tahap selanjutnya, pengobatan utama seringkali adalah radiasi yang dikombinasikan dengan kemoterapi.
Kemo (dengan sendirinya) biasanya digunakan untuk mengobati kanker serviks stadium lanjut. Dan menurut NIH, tingkat kelangsungan hidup 5 tahun kanker serviks adalah 65,8 persen.
Semoga informasinya bermanfaat, ya Beauty!
Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.
Share Artikel: