Menu

Orangtua Harus Tahu, Ini Risiko Jika Penyakit Kawasaki pada Anak Telat Ditangani, Ngeri Banget!

21 September 2022 12:50 WIB
Orangtua Harus Tahu, Ini Risiko Jika Penyakit Kawasaki pada Anak Telat Ditangani, Ngeri Banget!

Ilustrasi anak demam dan termometer (optimisticmommy.com/Edited by HerStory)

HerStory, Bandung —

Akhir-akhir ini ramai menjadi perbincangan mengenai penyakit yang sering dialami oleh anak di bawah 5 tahun. Penyakit yang diketahui memiliki nama Kawasaki ini ternyata bukan penyakit infeksi dan tidak menular. 

Penyakit ini dikenal sejak 1967 saat Tomisaku Kawasaki menemukan sekumpulan gejala yang disebut sebagai Mucocutamus Lymphnode Syndrome.

Menurut salah satu dokter, penyakit ini merupakan penyakit jantung bawaan yang sering dijumpai di negara maju, seperti Jepang dan Korea.

Di Jepang, diketahui sudah ada 200.000 kasus yang terjadi dengan 50-100 kasus pertahun per 100.000 anak balita. Sedangkan di Indonesia, diperkirakan angka kejadian Penyakit Kawasaki 5000 kasus per tahun, dan yang terdiagnosis baru 150 – 200 kaws per tahun.

Perbandingan pasien antara anak laki-laki dan perempuan yakni 1,5 : 1. Kasus penyakit ini banyak dialami pasien usia di bawah 4 tahun (80 persen). Kasus ini jarang terjadi pada anak usia di bawah 3 bulan atau di atas 8 tahun.

Penting bagi orangtua untuk mengenali gejala penyakit ini. Hal ini dikarenakan bisa membahayakan anak jika tidak ditangani dengan benar. Salah satu risikonya adalah anak akan mengalami kerusakan jantung permanen.

Penanganannya penyakit ini juga tergantung dengan kondisi anak. Namun, berikut adalah berbagai cara penyembuhan yang bisa dilakukan, diantaranya:

Suntik gammaglobulin (IVIG)

Gammaglobulin (IVIG) adalah obat berisi antibodi yang diberikan lewat suntikan. IVIG bertujuan untuk mengurangi risiko terjadinya gangguan pada jantung.

Pemberian aspirin

Aspirin diberikan untuk meredakan demam dan peradangan, serta mengurangi rasa sakit. Sebetulnya, aspirin tidak boleh dikonsumsi oleh anak-anak di bawah 16 tahun karena berisiko menimbulkan sindrom Reye, tetapi penyakit Kawasaki adalah salah satu pengecualian.

Pemberian kortikosteroid

Kortikosteroid diberikan kepada anak yang tidak merespons terhadap IVIG, atau bila anak berisiko tinggi mengalami gangguan pada jantung.

Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.