Menu

Lekat dengan Gadget, Kata Psikolog Begini Pola Asuh yang Tepat untuk Generasi Alpha, Salah Satunya Jangan Membentak!

22 September 2022 10:05 WIB
Lekat dengan Gadget, Kata Psikolog Begini Pola Asuh yang Tepat untuk Generasi Alpha, Salah Satunya Jangan Membentak!

Anak-anak yang sedang bermain gadget (Pinterest/Edited by HerStory)

HerStory, Jakarta —

Moms, dunia kini mulai kehadiran satu generasi baru, yaitu generasi alpha yang disebut-sebut sebagai anak dari generasi milenial. Ya, rata-rata generasi milenial kini sudah menjadi orang tua dan generasi Z masuk dalam fase dewasa muda. Nah, karena lingkungannya tak seperti generasi sebelumnya, pola asuh anak-anak generasi alpha ini pun memiliki tantangan tersendiri, Moms.

Terkait hal itu, Psikolog anak, Samanta Elsener, menyebut bahwa generasi alpha ini adalah anak-anak dengan tingkat kecerdasan yang tinggi. Mereka cenderung cerdas dan kritis, bahkan kecerdasan generasi alpha sangat tinggi dan melampaui generasi sebelumnya.

"Anak-anak generasi alpha ini IQ-nya di atas rata-rata. Jadi, hal itulah yang akhirnya mendorong orang tua menyekolahkan anaknya lebih cepat. Mereka cenderung bisa lebih cepat menyelesaikan masalah, kreatif. Tapi kekurangannya, mereka suka keasyikan sendiri, karena terpapar gadget," papar Samanta, saat acara peluncuran susu formula Biostime, di Thamrin Nine Ballroom Jakarta, baru-baru ini.

Samanta lebih lanjut mengatakan bahwa penelitian terbaru telah banyak mengungkap saran penggunaan gadget pada anak. Jika sebelumnya penelitian menganjurkan anak 'dijauhkan' dari gadget, sekarang para ahli justru menyarankan anak mengenal gadget saat umurnya di atas dua tahun sampai lima tahun, dengan syarat mereka harus tetap dibatasi waktu ketika menggunakan gadget dan wajib dalam pengawasan orang tua.

Samanta juga menuturkan, anak yang tak diawasi saat bermain gadget dapat memberikan dampak buruk. Sebab, gadget sendiri adalah sarana komunikasi satu arah. Itu akan membuat anak mengalami masalah, terutama dalam kemampuan sosialnya.

“Anak-anak saat ini memang lebih cerdas terutama dalam menggunakan gadget, tapi harus diawasi karena gadget itu komunikasi satu arah. Hal tersebut membuat anak memiliki masalah dalam komunikasi sosial, seperti speech delay, susah ngomong, dan lain-lain,” imbuh Samanta.

Tak hanya itu, kekurangan dari generasi alpha yang tak bisa jauh dari gadget adalah menyebabkan mereka jadi kurang keterampilan sosial. 

Lantas, bagaimana solusinya? Samanta bilang, jika orang tua ingin anak memanfaatkan gadget, mereka harus tetap memberi stimulasi lewat video yang ditampilkan. Samanta merekomendasikan untuk memilih video yang mengajak anak untuk berinteraksi.

Samanta juga menyarankan orang tua harus hadir melakukan interaksi positif dengan anak, dengan menjawab rasa penasaran sang anak.

"Jangan hanya memberikan tontonan yang membuat anak pasif. Misalnya, tayangan akuarium berisi ikan atau hewan yang gak ada suara sama sekali. Kalau bisa nonton yang ada gerakan dance, sambil olahraga dan stimulasi motorik juga. Kalau nonton video yang satu arah, stimulasinya mana?" tutur Samanta.

Kemudian, orang tua pun bisa membimbing anak dan menjelaskan sesuatu yang dilihat anak di dalam gadgetnya, karena hal itu akan mendorong tingkat kecerdasan anak.

“Orang tua penting untuk mengawasi serta bisa komunikasi. Misalnya tanya ke anak ‘Eh ini zebra loh atau kamu lagi lihat apa sih’ itu akan sangat membantu membuat adanya interaksi sehingga komunikasi anak berjalan dengan lancar,” tukas Samanta.

Yang gak kalah penting, orang tua pun harus tetap sabar dalam mendampingi anak saat memainkan gadgetnya. Disarankan juga, orang tua juga tak boleh membentak jika anak banyak bertanya atau meminta perhatian dan penjelasan orang tuanya. 

“Anak alfa juga kritis, jika selalu bertanya kenapa, tapi orang tua malas menjawab bahkan membentak anak karena selalu bertanya, maka rasa penasaran bisa menurun, motivasi belajar menurun hingga keterampilan sosial anak juga berkurang,” tutur Samanta.

"Jadi, jangan dibentak, jadi orang tua itu harus banyak sabar. Cara yang bisa dilakukan yaitu dengan mencoba pendekatan secara baik ke anak. Ketika hal tersebut disampaikan dengan baik, anak akan mencoba memahami orang tua," tandas Samanta.

"Jangan salah, generasi alpha ini jika dibentak atau mengalami hal yang menurutnya tak mengenakan, dia akan terus mengingatnya dalam jangka waktu lama. Daya ingat dia tinggi, jadi jangan heran kalau suatu saat dia akan membahas tentang hal tak mengenakan itu," sambung Samanta.

Baca Juga: Tabiat Baby Issa Dipuji Usai Bikin Nikita Willy Melotot Gegara Lempar Barang, Ini Baru Bibit Gentleman!

Baca Juga: 3 Kesalahan dalam Mengasuh Anak yang Jarang Disadari, Nomor 1 Bahaya Banget Moms-Dads!

Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.