Masyarakat Indonesia kini tengah risau dengan wabah COVID-19 setelah dua warga Depok dinyatakan positif terjangkit virus corona. Banyak di antara masyarakat yang memborong masker dan cairan pembersih tangan (hand sinitizer) untuk mencegah tertularnya virus tersebut.

Sampai-sampai harker masker dan hand sinitizer melambung tinggi dan mulai sulit dicari di pasaran.

Padahal, sudah ada pernyataan yang mengatakan, belum sepenuhnya efektif kalau masker bisa menangkal terjangkitnya virus corona.

Pemerintah justru mengimbau masyarakat untuk menjaga kebersihan tubuh, seperti rutin mencuci tangan untuk menangkal penyebaran virus tersebut.

Baca Juga: Jamu Penangkal Corona: Ini Khasiat Jahe, Temulawak, dan Kunyit yang Bisa Meningkatkan Imun Tubuh

Ngomong-ngomong soal masker, belum lama ini sempat viral perihal reporter salah satu stasiun televisi melaporkan secara live perihal kondisi lingkungan perumahan dua warga Depok yang terkena virus corona.

Yang menjadi sorotan publik ialah gas mask atau masker gas yang dikenakan reporter tersebut. Sontak, hal itu menjadi viral dan banyak yang bertanya-tanya perihal gas mask yang dikaitkan dengan penyebaran virus corona. 

Seorang dokter sekaligus enterpreneur, dr. Tirta Mandira Hudi menanggapi hal tersebut. Menurutnya, masker gas atau gas mask berfungsi untuk menahan debu dan juga logam berat.

Ia menanggapi sikap tersebut bisa membuat keliru masyarakat di tengah wabah COVID-19 yang mulai masuk ke Indonesia.

Dokter Tirta juga mengatakan, sebaiknya masyarakat juga mengetahui jenis-jenis masker terlebih dahulu. Karena menurutnya. masker yang digunakan pasien berisiko dengan orang yang sering pakai untuk naik transport umum itu berbeda.

"Maximal N95 lah (Ini aja udah high banget) udah nangkal bakteri TBC, campak, dan airbone disease lainnya," tulis Dokter Tirta di laman Instagramnya, seperti yang dikutip HerStory, Selasa (3/3/2020).