Ilustrasi wanita obesitas yang menjadi pelupa. (Freepik/phanuwatnandee)
Memang lemak memegang peranan yang sangat penting bagi tubuh. Namun, apabila tertimbun terlalu banyak di tubuh, lemak bisa menimbulkan dampak buruk untuk kesehatan bahkan bisa mengancam nyawa lho!
Obesitas atau kondisi berat badan berlebih diteliti kerap meningkatkan risiko berbagai penyakit kronis, mulai dari diabetes hingga kanker lho Beauty.
Naiknya berat badan terjadi karena konsumsi kalori berlebih terutama dari makanan berlemak dan manis, serta kurangnya aktivitas fisik. Kelebihan kalori akhirnya disimpan oleh tubuh dan lama-kelamaan akan tertimbun menjadi lemak.
Pikir ulang sebelum kalap mengonsumsi makanan berlemak, berikut ini dilansir dari laman sindikasi konten Suara.com sembilan dampak buruk akibat kelebihan lemak bagi kesehatan:
Dampak kelebihan lemak yang paling mungkin terjadi adalah diabetes tipe 2. Penyakit ini terjadi karena sel-sel lemak yang tersimpan mengeluarkan hormon dan zat lain yang memicu inflamasi atau peradangan.
Dalam kondisi tertentu, proses inflamasi membantu proses penyembuhan. Jika tak tepat, proses inflamasi justru bisa menimbulkan masalah kesehatan.
Inflamasi bisa membuat tubuh kurang responsif terhadap insulin, serta mengubah cara tubuh memetabolisme lemak dan karbohidrat. Hal ini dapat menyebabkan kadar gula darah meningkat sehingga memicu terjadinya diabetes.
Penyakit kardiovaskular juga dapat terpicu akibat kelebihan lemak pada tubuh. Karena, Body Mass Index (BMI) yang bertambah bisa membuat tekanan darah, kolesterol jahat, trigliserida, gula darah, dan inflamasi meningkat.
Kondisi tersebut dapat memicu peningkatan risiko penyakit kardiovaskular seperti penyakit jantung koroner, stroke, dan kematian akibat penyakit kardiovaskular.
American Institute for Cancer Research mengungkapkan, terdapat hubungan kuat antara berat badan berlebih (obesitas) dan penyakit kanker.
Beberapa jenis kanker yang mungkin terjadi pada orang obesitas antara lain kanker kerongkongan, kanker pankreas, kanker usus besar, kanker payudara, kanker endometrium, dan kanker ginjal.
Namun, kanker tersebut dinilai bukanlah penyakit tunggal. Umumnya mereka yang mengalami obesitas juga memiliki penyakit bawaan, yang pada akhirnya juga rentan terkena kanker.
Orang yang memiliki berat badan berlebih akibat kelebihan lemak lebih mungkin mengalami depresi dibanding orang dengan berat badan normal.
Kondisi ini terjadi akibat aktivitas inflamasi di dalam tubuh, perubahan sekresi (pengeluaran) kortisol atau hormon stres, resistensi insulin, dan tekanan sosial. Faktor-faktor ini dapat membuat orang yang memiliki banyak lemak tubuh lebih mudah depresi.
Dampak kelebihan lemak juga bisa terjadi pada sistem reproduksi, termasuk kehamilan dan penurunan kualitas aktivitas seksual.
Selama kehamilan, ibu hamil yang memiliki berat badan berlebih sangat rentan mengalami keguguran dini hingga komplikasi selama persalinan. Pada pria, obesitas menyebabkan turunnya kualitas sperma.
Akibat kelebihan lemak lainnya adalah menurunkan aktivitas dan kepuasan seksual selama berhubungan intim.
Fungsi pernapasan juga dapat terganggu akibat kelebihan berat badan. Dua penyakit pernapasan yang sering dikaitkan akibat kelebihan lemak adalah asma dan sleep apnea obstruktif.
Kedua penyakit tersebut juga nantinya dapat mengganggu kualitas tidur. Akibatnya, daya tahan tubuh orang yang kelebihan lemak bisa menurun karena tak cukup istirahat.
Alzheimer adalah penyakit yang menyebabkan penurunan fungsi otak, sehingga mengganggu kemampuan berbicara, berpikir, dan aktivitas kognitif lainnya. Umumnya penyakit ini dialami lansia di atas 65 tahun.
Berdasarkan penelitian dalam jurnal Obesity Reviews, orang yang memiliki berat badan berlebih atau obesitas memiliki risiko 42 persen lebih tinggi mengalami alzheimer.
Kelebihan berat badan juga bisa menyebabkan ketegangan pada tulang, otot, dan sendi. Salah satu contoh penyakit tulang dan sendi yang dapat terjadi akibat kelebihan lemak atau berat badan adalah osteoarthritis, khususnya pada lutut dan pinggul.
Kelebihan berat badan juga bisa menyebabkan nyeri punggung, nyeri tungkai bawah, serta cacat pada tulang, otot, dan sendi.
Menurut sejumlah riset yang dipublikasikan Harvard School of Public Health, obesitas juga dianggap bisa memicu beberapa penyakit lain, seperti penyakit batu empedu pada pria dan wanita, penyakit asam urat, penyakit ginjal kronis, serta penyakit hati berlemak non-alkohol.
Untuk mempertahankan berat badan ideal agar terhindar dari berbagai dampak kelebihan lemak di atas, dr. Alvin Nursalim Sp.PD, menyarankan, “Pastikan kita makan sehat dengan gizi seimbang. Hindari makanan kaya kalori dan gula berlebih. Selain itu, usahakan olahraga rutin untuk pembakaran kalori.”
Kamu gak mau kan, keseharian terganggu gara-gara mengidap penyakit akibat kelebihan lemak di atas? Nah, mulai sekarang #JagaSehatmu dengan menerapkan pola hidup sehat yuk Beauty!
Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.