Ilustrasi anak-anak yang memiliki masalah gizi (Shutterstock/Gary Yam)
Moms, kamu pasti sudah banyak mendengar tentang bahaya stunting, kan?
Ya, stunting adalah kondisi serius pada anak yang ditandai dengan tinggi badan anak di bawah rata-rata dan tidakberkembang dengan baik sesuai usianya dan berlangsung dalam waktu lama. Bahkan pada akhirnya diikuti dengan gangguan kecerdasan pada anak dikarenakan kurang gizi kronis.
Nah, kondisi ini dipicu oleh beberapa faktor sejak dalam kandungan ibu yang meliputi infeksi pada kehamilan, kekurangan gizi (malnutrisi) pada ibu hamil, gizi yang tidak optimal pada bayi dari sejak lahir hingga tiga tahun pertama kehidupannya, infeksi berulang, atau stimulasi yang buruk dari lingkungan.
Terkait hal itu, Ahli Teknologi Pangan yang juga Dewan Pakar Indonesian Gastronomy Community (IGC), Hindah Muaris, mengungkapkan bahwa salah satu cara untuk meningkatkan gizi anak-anak, sekaligus mencegah stunting tersebut adalah lewat makanan tradisional, yang kini keberadaannya dipandang sebelah mata, karena ada makanan yang lebih praktis dan kekinian.
“Strategi gastronomi dengan menu gizi seimbang dari bahan pangan lokal yang diolah menjadi berbagai hidangan yang enak dan menyehatkan dapat memperbaiki gizi anak dan menurunkan stunting," ungkap Hindah, saat jumpa pers "Deklarasi Konsensus Nutrisi dan Hidrasi Berbasis Makanan Tradisional", di Jakarta, Senin (17/10/2022).
Adapun kata Hindah, gastronomi sendiri adalah seni memakan yang baik. Kata dia, dalam gastronomi makanan bukan sekadar pengenyang perut di depan meja, tetapi ada filosofi, sejarah, budaya di balik makanan tersebut.
Hindah juga bilang, lewat pendekatan gastronomi, kaum muda bisa membantu akselerasi pencegahan stunting sejak dini. Caranya, yakni dengan mengonsumsi beraneka ragam jenis makanan tradisional, bergizi seimbang, berprotein tinggi, serta memenuhi kecukupan minum air putih dua liter per hari.
Dipaparkan Hindah, salah satu contoh makanan tradisional yang bisa dibuat dengan sangat bergizi adalah sayur lodeh dan sop.
"Makanan tersebut dapat mencakup lima warna sayur, seperti ungu dari terong, hijau dari buncis atau labu siam, kuning dari wortel, merah dari tomat dan lainnya," imbuhnya.
Hindah juga menuturkan, pemenuhan makanan bergizi seimbang dari bahan pangan lokal umumnya gak ribet dan terbilang murah. Nah, para Moms bisa memberikan bayi ataupun balita dengan menu seperti bubur kacang hijau dan telur rebus, nasi campur ikan tongkol bumbu kuning, tumis sayuran dan buah pepaya, ataupun nasi ikan tongkol bumbu kuning, rempeyek teri, tempe goreng, tumis sayuran dan pisang ambon.
Gak berhenti di situ, Hindah pun memaparkan beberapa menu makanan tradisional yang bisa Moms sajikan untuk si kecil, yang diketahui dapat membantu mencegah stunting lantaran mengandung zat gizi yang baik. Apa saja?
“Bisa juga membuat menu akulturasi seperti Selat Solo. Dia kan dari daging merah. Kandungan protein bisa mencegah stunting. Lalu, keong atau tutut, catemak jagung. Kemudian juga bisa sayur kelor, karena daun kelor itumengandung antioksidan, anti radang dan dapat meningkatkan imunitas, dan masih banyak lagi,” paparnya.
Dikatakan Hindah, kampanye masalah pangan ini harus kembali digenjot khususnya kepada anak muda untuk memulai kebiasaan mengkonsumsi makanan tradisional.
Lebih lanjut, Hindah pun berharap, kebiasaan mengkonsumsi makanan tradisional yang kaya gizi diharapkan dapat menurun pada keluarganya kelak sehingga kasus stunting pun diharapkan dapat mencapai angka 14 persen pada tahun 2024.
"Saya inginnya lebih keras ke kaum muda, karena kaum muda memiliki kesadaran yang lebih pada konsumsi pangan yang beragam terutama pemanfaatan bahan lokal yang tidak kalah gizinya seperti tempe. Itu kaya protein yang bisa mencegah stunting dini," tandas Hindah.
Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.