Menu

Tekan Risiko Diabetes, Nutrifood Edukasi Masyarakat untuk Batasi Konsumsi GGL, Apa Itu?

18 November 2022 08:02 WIB

Para pembicara di acara Media Workshop Hari Diabetes Sedunia oleh Nutrifood di kawasan Menteng, Jakarta, Kamis (17/11/2022). (Riana/HerStory)

HerStory, Jakarta —

Beauty, dalam rangka Hari Kesehatan Nasional sekaligus Hari Diabetes Sedunia 2022, Nutrifood bekerjasama dengan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI menggelar kampanye batasi GGL (Gula, Garam, dan Lemak) untuk menghindari risiko diabetes. 

Kegiatan ini merupakan bagian dari kampanye #BatasiGGL yang telah dijalankan Nutrifood sejak 2013 terkait pentingnya membatasi konsumsi gula, garam, dan lemak (GGL) serta membaca label kemasan. 

Adapun, program ini bertujuan untuk mengedukasi masyarakat agar menjalankan hidup lebih sehat khususnya dengan membatasi asupan gula.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM), Kemenkes RI, Dr. Eva Susanti, S.Kp., M.Kes., pun menuturkan bahwa diabetes menjadi beban kesehatan karena telah menyerang setidaknya 537 orang di seluruh dunia, dan angka ini diperkirakan akan meningkat menjadi 783 juta pada tahun 2045.

"Jumlah penderita diabetes terus meningkat dari 10,7 juta pada tahun 2019 menjadi 19,5 juta pada tahun 2021 yang menduduki peringkat ke-5 dengan jumlah penderita diabetes terbanyak di dunia," ujar dr. Eva, saat acara Media Workshop Hari Diabetes Sedunia oleh Nutrifood di kawasan Menteng, Jakarta, Kamis (17/11/2022).

Di Indonesia sendiri, sambung Dr. Eva, jumlah penderita diabetes terus meningkat dari 10,7 juta pada tahun 2019 menjadi 19,5 juta pada tahun 2021 yang menduduki peringkat ke-5 dengan jumlah penderita diabetes terbanyak di dunia.

Adapun menurutnya, kondisi ini dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya ialah gaya hidup kekinian yang sering mengonsumsi makanan dan minuman dengan gula berlebih serta kurangnya olahraga, sehingga berisiko terkena diabetes.

"Kondisi ini dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya gaya hidup kekinian yang sering mengonsumsi makanan dan minuman dengan gula berlebih serta kurangnya olahraga, sehingga berisiko terkena diabetes," tutur Dr. Eva.

Dr. Eva bilang, konsumsi gula yang berlebihan tanpa dibarengi dengan aktivitas fisik bisa menimbulkan obesitas yang berujung kepada berbagai jenis penyakit. 

"Saat ini prevalensi penyakit tidak menular makin banyak, dan jadi penyebab kematian dan kecacatan. Fenomena ini akan mempengaruhi populasi usia produktif di Indonesia yang disayangkan bila kondisi kesehatannya tidak optimal. Jadi, jangan sampai masyarakat kita semakin banyak yang terkena diabetes,” tandas Dr. Eva.

Dr. Eve lantas memaparkan bahwa Kemenkes pun berkomitmen melakukan Transformasi Kesehatan khususnya di layanan primer dan layanan rujukan dalam rangka pengelolaan diabetes secara komprehensif.

Transformasi layanan primer meliputi promosi dan edukasi untuk mengubah pola hidup, menjaga pola makan dan melakukan aktivitas fisik dengan perilaku CERDIK. CERDIK sendiri mengandung pesan berupa (C)ek kesehatan rutin, (E)nyahkan asap rokok, (R)ajin aktivitas fisik, (D)iet seimbang, (I)stirahat cukup dan (K)elola stres

Di kesempatan yang sama, Dokter Spesialis Penyakit Dalam, dr. Rudy Kurniawan, SpPD, DipTH, MM, MARS., mengatakan bahwa kondisi diabetes saat ini sangat mengkhawatirkan, mengingat diabetes merupakan Mother of Diseases.

Dikatakan dr. Rudy, diabetes menyebabkan munculnya kompilasi berbagai penyakit seperti hipertensi, penyakit jantung dan pembuluh darah, stroke, gagal ginjal, kebutaan serta komplikasi berbagai organ lainnya.

"Nah, konsumsi gula berlebih sangat berkontribusi terhadap tingginya asupan kalori yang dapat meningkatkan diabetes. Tapi, bukan berarti masyarakat sama sekali tidak boleh mengonsumsi gula," ujar dr. Rudy.

Ditambahkannya, masyarakat boleh mengonsumsi gula dengan batasan yang telah dianjurkan oleh Kementerian Kesehatan RI. Selain itu, masyarakat khususnya kelompok pre-diabetes dan diabetes juga perlu memiliki alternatif pengganti gula berupa pemanis rendah kalori.

"Hal ini tentunya perlu diimbangi dengan aktivitas fisik yang rutin, dan membatasi konsumsi gula, garam serta lemak dengan memperhatikan label kemasan sebelum makan," pungkas dr. Rudy.

Share Artikel:

Oleh: Riana Agustian