Menu

Jangan Panik! Penghasilan Tersendat Gegara Suami Kena PHK Massal, Begini Lho Moms Cara Menyikapinya!

24 November 2022 13:55 WIB

Ilustrasi suami baru pulang kerja (iStockphoto/richlegg)

HerStory, Jakarta —

Seperti yang diketahui, kini sudah banyak gelombang PHK massal yang terjadi di perusahaan-perusahaan sepanjang tahun 2022.

Jadi, bisa dibayangkan dong bagaimana nasib mereka yang menjadi tulang punggung dan menggantungkan penghasilan dari perusahaanya namun terpaksa melakukan pemutusan kerja pada para karyawannya.

Apalagi bagi mereka yang telah berkeluarga, ada buah hati dan istri yang harus mereka penuhi kebutuhannya. Tak dipungkiri kehilangan pekerjaan akan berdampak pada kondisi keuangan sekalipun pesangon tetap didapatkan. Lalu bagaimana sebaiknya sikap istri apabila suami terkena pemutusan hubungan kerja

Ada wanita yang menganut prinsip apabila pria sanggup meminang berarti dia harus siap menanggung semua kebutuhan wanita tersebut mulai dari sandang, pangan, papan dan semua keinginan sang istri. Hal tersebut benar sebab tak ada kewajiban bagi seorang istri menanggung kebutuhan rumah tangga. Namun, apakah kemudian jika kondisi keuangan sang suami sedang terpuruk atau si pria berpenghasilan tak seberapa, menuntut secara berlebihan diluar kemampuan suami adalah hal yang dibenarkan?

Ada pula wanita yang lebih memilih bekerja membantu perekonomian keluarga demi masa depan bersama atau karena lebih suka mempunyai kegiatan yang menghasilkan namun tetap dapat melayani suami dibanding harus berkutat dengan pekerjaan rumah. Masing-masing individu memiliki alasan yang berbeda-beda. 

Menafkahi memang tanggung jawab suami, Moms. Sebagai istri kamu juga berhak menuntut untuk mendapatkannya. Beberapa hal berikut akan kita bahas bagaimana sebaiknya sikap seorang wanita yang telah terikat pernikahan apabila dihadapkan dengan kondisi ekonomi suami yang sedang tak stabil terlebih akibat di-PHK. 

1. Support Suami 

Suami istri adalah dua orang yang harus bekerja sama agar rumah tangga tetap berjalan lurus dan mulus tanpa hambatan. Jika salah satu sedang tersandung hingga jatuh yang satu mengulurkan tangan siap membantu. Apabila keduanya di fase terbawah harus saling menguatkan serta mencari solusi tepat mengatasi badai yang menerjang. 

Jangan hanya menuntut agar suami mampu memberikan segala yang kalian inginkan tanpa peduli kesusahannya. Selama ia setia dan penuh tanggung jawab terhadap keluarga temani ia melewati masa-masa tersulit. Dukunglah rencana-rencana yang ia buat demi mengentaskan keluarga dari ekonomi yang terpuruk.

2. Tetap Setia 

Ujian pria di dunia ini terdapat pada pandangannya sedangkan ujian wanita adalah harta. Jangan sesekali berpikir untuk meninggalkan suami hanya karena masalah keuangan sedang goyah. Selama dia tak menyakiti jangan ragu menemaninya. Roda kehidupan selalu berputar asalkan bersabar dan berikhtiar yakin bahwa semua akan membaik pasti jalan keluar akan terbuka lebar. Yakinkan diri sepenuh hati terlebih dahulu agar beban terasa ringan. Setiap pernikahan pasti memiliki ujiannya masing-masing.

3. Membantu Sesuai Kadar Kesanggupan

Tak ada kewajiban bagi seorang istri untuk bekerja memenuhi kebutuhan keluarga. Namun keadaan ekonomi yang tak baik-baik saja bisa memaksa wanita ikut turun tangan. Bantulah suami dengan keahlian yang kalian miliki dan jangan memaksakan diri berlebihan.

Sosok suami pun bermacam-macam ada yang melarang sang istri ikut mencari uang, memintanya cukup berdiam di rumah meskipun istrinya terkadang tetep kekeuh untuk membantu. Tak jarang pula suami yang mengizinkan dengan catatan wanita yang dipinangnya tersebut tak melupakan kewajiban sebagai seorang istri dan ibu.

Bisa dibayangkan bukan betapa repotnya sang suami jika memiliki istri yang tak mau menerima keadaannya hanya selalu marah-marah jika nafkah yang dia berikan tak seberapa besar. Yang salah adalah ketika suami memaksa istri bekerja padahal jelas tahu apabila wanita yang ia nikahi tersebut tak mungkin melakukannya dengan beberapa sebab, misalnya sedang hamil dan memiliki masalah dengan kesehatannya selama mengandung dan lainnya. 

4. Menurunkan Gaya Hidup 

Semula dapat membeli apapun tanpa melihat harga kemudian terpaksa harus menahan diri untuk tak kalap dalam berbelanja, mungkin bisa membuat kalian mengalami yang namanya shock. Yang sebelumnya ingin apa saja tinggal beli lalu tiba-tiba harus berkompromi dengan keadaan keuangan yang serba pas-pasan, dapat menimbulkan perasaan sedih.

Tak mengapa harus menurunkan gaya hidup menjadi lebih sederhana. Mengejar kemewahan hanya karena gengsi tak akan memberi manfaat dalam kehidupan justru malah gelisah berkepanjangan karena sibuk ingin terlihat memukau di mata orang lain.

Dalam kesederhanaan akan mengajarkan kita sesuatu yang tak perlu kita pelajari. Seperti rasa bersyukur yang tiada henti. Apalagi jika suami kalian pengertian, perhatian, penuh rasa sayang terhadap keluarga maka sebanyak apapun nominal rupiah tak akan bisa menggantikan rasa bahagia memiliki suami yang berakhlak baik. 

Itulah sikap yang bisa diterapkan apabila kondisi keuangan keluarga sedang diuji. Suami yang bertanggungjawab tak mungkin menjerumuskan kalian pada jurang nestapa. Dia akan berusaha keras memenuhi kebutuhan anak dan istri. Tetap di sampingnya, mendampinginya asalkan dia tak macam-macam dan bersikap buruk.

Lihat Sumber Artikel di Suara.com

Disclaimer: Artikel ini merupakan kerja sama HerStory dengan Suara.com. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi artikel yang tayang di website ini menjadi tanggung jawab HerStory.