Menu

Dinyatakan Positif Covid-19! Ini Profil Mamah Dedeh, Ustazah Kondang yang Dulu Ceramah dari Kampung ke Kampung

19 November 2020 10:30 WIB

Mamah Dedeh (Instagram/mamahdedeh24)

HerStory, Bogor —

Kabar tak menyenangkan datang dari Mamah Dedeh, ustazah kondang tanah air itu telah dinyatakan terpapar virus Covid-19 sejak Jumat, 13 November 2020. Setelah tes swab nya menunjukkan hasil positif, Mamah Dedeh kini dirawat di salah satu rumah sakit di Ciputat, Tangerang Selatan.

Siapa tak kenal Mamah Dedeh, Wanita pemilik nama asli Dedeh Rosidah Syarifudin ini identik dengan gaya dakwahnya yang ceplas-ceplos ala orang Betawi. Penyampaiannya kadang tegas, galak, dan juga mengundang tawa. 

Beliau lahir di Ciamis pada 5 Agustus 1951. Jauh sebelum terkenal, Mamah Dedeh pernah berceramah dari kampung ke kampung. Kini kehadirannya sebagai pendakwah merupakan angin segar, terutama karena dunia dakwah Indonesia selama ini didominasi oleh laki-laki. Merangkum dari berbagai sumber, Kamis (19/11/2020) berikut profil dan perjalanan karir Mamah Dedeh.

1. Tumbuh di lingkungan keluarga religius

Mamah Dedeh menghabiskan masa kecil hingga remajanya di kota kelahirannya yakni, Ciamis. Mamah Dedeh tumbuh di lingkungan keluarga yang religius. Ia dibesarkan di lingkungan pesantren dengan kehidupan agama yang amat disiplin. Diketahui, Mamah Dedeh adalah putri dari seorang mubalig bernama Kiai Haji Sujai. Oleh sebab itu, bakatnya dalam berdakwah diturunkan dari sang ayah. Bahkan sejak belia, Mamah Dedeh telah terbiasa mengisi ceramah antar kampung.

2. Mengenyam pendidikan agama islam sejak dini

Setelah lulus SMP, Mamah Dedeh melanjutkan pendidikan SMA di Sekolah Pendidikan Guru Agama (PGA). Setelah lulus, sang ayah meminta agar putrinya tersebut berkuliah di Jakarta. Mamah Dedeh menuruti keinginan ayahanda dan menuntut ilmu di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah yang kini telah berubah menjadi Universitas Islam Negeri. Mamah Dedeh menempuh pendidikan di Fakultas Tarbiyah (pendidikan). Tak hanya kuliah, Mamah Dedeh juga mengasah kemampuannya berorganisasi dengan bergabung di Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII). 

3. Menikah dengan putra seorang kiai

Pada tahun 1970, memasuki kuliah tahun ketiga. Kala itu, usia Mamah Dedeh baru 19 tahun, ia kemudian menikah dengan kakak kelasnya, Syarifudin, yang merupakan putra kiai asal Betawi KH.Hasan Basri. Lulus kuliah, Mamah Dedeh tinggal bersama suaminya di rumah mertuanya di Tanah Abang, kemudian lima tahun kemudian ia pindah ke Depok. Bersama suaminya, Syarifuddin, Mamah Dedeh telah memiliki empat anak.

4. Mengisi program dakwah di radio

Karier wanita berusia 69 tahun ini mulai menanjak ketika diminta untuk mengisi program Ngaji di radio. Hal ini berawal dari tahun 1994, aktor Benyamin Sueb pemilik radio Betawi Bens Radio meminta Mamah Dedeh untuk mengisi program Ngaji setiap hari Jumat. Salah satu anak asuhnya yang bekerja di radio tersebut, mengusulkan Mamah Dedeh pada Benyamin Sueb yang sedang mencari penceramah wanita. Penyampaian dakwahnya yang ceplas-ceplos gaya orang betawi ini dinilai cocok dengan karakter Bens Radio.  

5. Terkenal sejak mengisi program dakwah 'Mamah dan aa'

Setelah mendapat respon baik dari para pendengar radio, Mamah Dedeh mulai berdakwah di hadapan pemirsa televisi. Pada 2007, sebuah stasiun tv swasta meminta Mamah Dedeh untuk mengisi program bertajuk 'Mamah dan Aa'. Melalui program inilah, Mamah Dedeh kian terkenal dengan jargon andalannya yakni, 'Curhat dong, Mah!'.

Makin eksis di dunia televisi, Mamah Dedeh dipercaya untuk mengisi beragram program acara dengan nama yang berbeda, tetapi tetap dengan julukan Mamah. Program tersebut antara lain Mamah dan Aa, Ceramah (ceria Bersama mamah), Mamah On The Street, Mamah dan Aa Beraksi, Hati ke hati bersama Mamah Dedeh.