Menu

Besok Hari HIV AIDS Sedunia, Banyak yang Gak Tahu, Ternyata HIV dan AIDS Dua Penyakit Yang Berbeda Moms, Cari Tahu Perbedaannya Yuk!

30 November 2022 11:29 WIB

Ilustrasi seorang dokter sedang memegang pita merah sebagai lambang solidaritas ODHA. (Pinterest/Freepik)

HerStory, Jakarta —

Hari HIV AIDS sedunia diperingati setiap tanggal 1 Desember. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan RI tahun 2019, terdapat lebih dari 50.000 kasus HIV di Indonesia.

Dari jumlah tersebut, kasus HIV paling sering terjadi pada heteroseksual, diikuti lelaki seks lelaki (LSL) atau homoseksual pengguna NAPZA suntik (penasun) dan pekerja seks. 

Sebagai langkah awal, Moms perlu mengetahui perbedaan HIV AIDS terlebih dahulu.  Memang HIV dan AIDS sering disebut bersamaan, namun gangguan ini sejatinya berbeda.

Dikutip dari situs Rumah Sakit Mitra Keluarga, HIV dan AIDS adalah dua gangguan yang berbeda, meskipun sumber penyakitnya berasal dari virus. Perbedaan AIDS dan HIV yang mendasar dapat dilihat dari definisi akronimnya.

Pengertian HIV dan AIDS

AIDS singkatan dari Acquired Immune Deficiency Syndrome. Sementara HIV adalah singkatan Human Immunodeficiency Virus. Artinya, HIV adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia, sedangkan AIDS adalah kondisi akibat serangan virus HIV.

Virus ini menghancurkan imunitas tubuh manusia, khususnya pada sel darah putih yang disebut sebagai sel CD4. Sehingga penderitanya rentan pada pneumonia, salmonella, kandidiasis, toxoplasma, tuberkulosis (TB) hingga kanker.

Jika sudah akut, HIV menyebabkan AIDS. Istilah lainnya, HIV stadium 3 dengan kondisi dan gejala yang kompleks adalah AIDS.

Tahapan HIV dan AIDS

Menurut mitrakeluarga.com, ada tiga tahap dalam HIV dan AIDS ketika menginfeksi seseorang. Tahapan ini ditandai dengan berbagai gejala, dari yang ringan hingga parah.

1. HIV Akut

Tahap HIV Akut ditandai dengan gejala awal yang umumnya dirasakan oleh penderita HIV dan AIDS:

  • Sakit kepala
  • Demam
  • Flu
  • Muncul ruam

Kemudian, virus mulai menghancurkan sel darah putih dan melawan imunitas tubuh. Pada fase ini, tingkat HIV dalam darah juga sangat tinggi dengan risiko penularan yang cukup besar.

Meskipun baru terjangkit di tahap ini, penanganan seperti Antiretroviral (ARV) direkomendasikan agar penyintas dapat mengurangi risiko penularan HIV dan AIDS.

2. HIV Kronis

Pada tahap ini, penderita tertular HIV dengan perkembangbiakkan virus yang rendah, dan tanpa gejala.

Jika tidak ditindak dengan terapi Antiretroviral (ARV), infeksi HIV kronis ini akan terus tumbuh hingga 10 tahun kedepan. ARV dapat mengurangi risiko penularan virus, meskipun melakukan aktivitas seksual kepada orang dengan negatif HIV.

3. AIDS

AIDS adalah fase HIV yang paling parah, dimana kekebalan tubuh tidak bisa melawan infeksi, bakteri, dan kanker. Jika tidak diobati, maka harapan hidup penderita AIDS hanya 3 tahun sejak penderita dinyatakan positif.

Jumlah sel CD4 dalam tubuh penderita AIDS menurun hingga 200 sel/mm3, padahal kondisi normal seharusnya di kisaran 500-1.600 sel/mm3.

Penularan HIV dan AIDS

Soal penularan, tak ada dalam perbedaan AIDS dan HIV. Sebab pola penularannya sama-sama terjadi melalui cairan tubuh, seperti darah, air susu ibu (ASI), cairan yang dihasilkan dari organ reproduksi.

Sehingga seks bebas tanpa memakai kondom dan penggunaan jarum suntik berulang dan bergantian menjadi aktifitas rentan terkena AIDS dan HIV. Bahkan jika kehamilan dan ibu menyusui pun dapat menularkan HIV dan AIDS kepada bayinya.

Maka dari itu menghindari seks bebas, setia pada pasangan, hindari narkoba, dan jangan menggunakan jarum suntik yang tidak steril. Itulah penjelasan tentang perbedaan AIDS dan HIV yang perlu kalian ketahui.

Lihat Sumber Artikel di Suara.com

Disclaimer: Artikel ini merupakan kerja sama HerStory dengan Suara.com. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi artikel yang tayang di website ini menjadi tanggung jawab HerStory.

Share Artikel:

Oleh: Sri Handari

Artikel Pilihan