Menu

Kenali 4 Jenis Kekerasan Berbasis Gender Online, Jangan Sampai Kamu Jadi Korban

04 Desember 2020 18:10 WIB

Ilustrasi wanita mengalami kekerasan. (Pinterest/ncadv.org)

HerStory, Bandung —

Kekerasan gender ternyata tak hanya dilakukan oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab di dunia nyata. Di era digital, bentuk pelecehan ini juga bisa menyerang siapa saja. Baik pria atau wanita, semuanya berpotensi mengalami pelecehan secara online.

Untuk itu, penting bagi kita untuk mengetahui apa saja bentuk-bentuk pelecehan berbasis online. Agar mudah mengidentifikasinya, Anindya Restuviani selaku Co-Director Hollaback! Jakarta menyingkatnya dengan sebutan SIUL.

1. Sharing Konten Pornografi

Konten pornografi yang dimaksud bisa berbentuk foto atau video. Pornografi konten yang bentuknya intimate juga termasuk pelecehan dalam ranah media online.

"Share video atau foto atau menganggu, ditelepon orang yang gak kenal, terus yang keluar video menunjukkan alat kelaminnya. Pokoknya konten yang tidak diinginkan dan meresahkan," ujar wanita yang kerap disapa Vivi.

2. Intimidasi atau Menggoda dalam Bentuk Apapun

Bentuknya intimidasi atau ancaman. Misalnya rayuan melalui kolom komentar di media sosial. Selain itu, intimidasi biasanya terjadi karena ada perbedaan kuasa antara penyintas dengan pelaku.

"Misalnya di tempat kerja, dipaksa bos untuk melayaninya. Di sini bos punya kuasa, kita sulit untuk bilang tidak karena ada relasi kuasa yang berbeda," tambah Vivi.

3. Ucapan atau Komentar Termasuk Bersiul

Kamu pernah mengalami kejadian ini? Saat di mana kamu berjalan dan tiba-tiba disiuli oleh para pelaku? Hal ini adalah bentuk pelecehan yang hampir dinormalisasi oleh masyarakat. Padahal, segala tindakan yang membuat orang lain tak nyaman, dalam hal ini berbentuk pelecehan sebenarnya tidak boleh dibiarkan.

4. Lakukan Kontak Fisik yang Tidak Diinginkan

Kontak fisik yang tidak diinginkan misalnya dipegang, diraba, atau bahkan sampai diperkosa. Dalam ranah online, potensinya menjadi lebih kecil. Namun, kamu juga harus berhati-hati dan menyadari semua bentuk kekerasan berbasis gender di ranah publik.

Artikel Pilihan