Menu

Cerita Lily, Seorang Cancer Survivor: Hati yang Gembira Adalah Obat yang Manjur

09 Februari 2023 07:12 WIB

Lambang kesadaran kanker payudara (Unsplash/Angiola Harry)

HerStory, Jakarta —

Beauty, penyakit kanker merupakan penyebab utama kematian di seluruh dunia dengan hampir 10 juta kematian terjadi pada tahun 2020.

Data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI tahun 2022 mencatatkan angka kejadian penyakit kanker di Indonesia adalah sebesar 136 orang per 100.000 penduduk atau berada pada urutan ke-8 di Asia Tenggara.

Perlu kamu tahu bahwa angka kejadian untuk perempuan tertinggi adalah kanker payudara, yaitu sebesar 42 per 100.000 penduduk dengan rata-rata kematian 17 orang per 100.000 penduduk.

Lantas, apa sih yang dibutuhkan pejuang penyakit kanker supaya tetap semangat untuk melawan penyakitnya dan bisa sembuh?

Menurut cerita yang dibagikan oleh seorang wanita pejuang kanker yang tergabung dalam komunitas Cancer Survivor Komunitas Samudera Kasih, Lily (48), ada beberapa hal yang dibutuhkan oleh pasien kanker supaya tetap semangat hidup.

Sebelum itu, Lily menceritakan bahwa saat pertama kali didiagnosis kanker dirinya sangat kebingungan. Di kepalanya terngiang-ngiang mitos mengerikan seputar penyakit kanker.

"Bingung (setelah divonis kanker). Terus juga banyak mitos-mitos itu kelenjar ASI teersumbat. Atau oh muungkin lagi mens coba cek aja hanis mens gitu ya. Jadi masih semoga salah (vonis kankernya)," kata Lily, saat ditemui di kawasan Jakarta Selatan, Selasa (7/2/2023).

Setelah benar-benar dinyatakan menderita kanker payudara, Lily mengatakan bahwa dirinya benar-benar membutuhkan support system dalam hidupnya.

"Begitu divonis kanker, itu ibarat dunia runtuh. Jadi menyalahkan diri sendiri, makanya support system paling penting dari orang-orang terdekat, seperti keluarga" ungkap Lily.

Selain itu, penderita kanker juga memiliki tekanan psikologis yang besar. Jadi, bergabung dalam sebuah komunitas pejuang kanker bisa membuat lebih semangat dan bisa saling berbagi cerita dengan sesama pasien kanker.

"Kamu enggak sendiri. Dokter selalu bilang, 'Lily, hati gembira adalah obat yang manjur'," tutur Lily.

Kata Lily, para pejuang kanker juga membutuhkan pendampingan mental atau psikologis. Sebab, emosi menjadi labil atau suka berubah-ubah.

Lebih lanjut, Lily memberikan semangat pada para pejuang kanker supaya bisa tetap menjalani hidup dan bisa melewati semuanya.

"Jadi, kanker itu bukan akhir dari hidup, tapi awal dari hidup. Usahakan lebih banyak doa, introspeksi diri, dan berikan support secara mental," pungkas Lily.