Menu

Selain Bisa Keselek, Ini 5 Dampak Buruk Jika Makan Terlalu Cepat dan Nafsu! Benarkan Bisa Bikin Obesitas?

10 Februari 2023 12:45 WIB

IIlustrasi seorang wanita makan buah pisang (Freepik/azerbaijan_stock)

HerStory, Jakarta —

Coba deh Beauty, ketika makan kamu merasa bahwa kamu fast eater atau slow eater? Jika kamu termausk yang makan dengan cepat, kamu harus hati-hati karena hal itu bisa mempengaruhi kesehatanmu di masa depan lho!

Ya, kebiasaan makan terlalu cepat bisa memberikan dampak buruk bagi kesehatan tubuh. Orang yang makan dalam tempo yang terlalu cepat biasanya tak mengunyah dan menelan makanan secara baik.

Ketika sedang makan, seenggaknya orang membutuhkan waktu sekitar 20 menit. Jika makan terlalu terburu-buru, otak bisa kewalahan untuk menangkap sinyal kenyang yang dikirimkan oleh perut.

Menurut penuturan Bethany Doerfler, MS, RDN, seorang peneliti dari Northwestern Medicine Digestive Health Center, makan terlalu cepat akan membuat kalian lebih banyak menelan udara. Kondisi ini bisa membuat perut terasa kembung karena adanya gas berlebih di dalamnya.

Selain itu, dalam jangka panjang kebiasaan ini juga akan mendatangkan berbagai risiko kesehatan. Dirangkum dari laman Cleaneatingmag.com melalui laman sindikasi konten Suara.com, ada 5 dampak buruk yang akan mempengaruhi kesehatan seseorang ketika mereka makan terlalu cepat.

Tersedak

Saat kalian masih anak-anak, pasti orangtua kalian selalu menasehati untuk selalu makan dengan perlahan dan mengunyah dengan hati-hati, supaya tak tersedak.

Nasehat tersebut sangat benar, karena orang yang makan dalam tempo yang terlalu cepat akan gampang tersedak. Kondisi ini muncul karena kalian tak mengunyah dan menelan makanan dengan baik.

Oleh karena itu, ketika sedang makan, pastikan untuk mengunyah makanan yang masuk ke dalam mulut secara maksimal sebelum menelannya.

Gastritis

Sebuah penelitian yang dilakukan di Korea yang diikuti oleh sekitar 10.000 pasien yang melakukan endoskopi menunjukkan bahwa para dokter menemukan terdapat tanda-tanda gastritis pada perut pasien.

Sebagian pasien yang mengalami kondisi tersebut mengaku bahwa selama ini mereka adalah fast eater, yaitu orang-orang yang makan dalam periode kurang dari 20 menit.

Obesitas

Makan terlalu cepat bisa meningkatkan risiko obesitas atau kelebihan berat badan. Hal ini disebabkan karena mereka tak mengunyah makanan dengan baik dan kecepatan makan tak sesuai anjuran.

Ketika makan terlalu cepat, peran hormon yang mengirimkan sinyal kenyang akan terganggu, sehingga kalian akan terus-menerus merasa lapar.

Akibatnya, kalian akan makan lagi dan lagi hingga bisa merasa kenyang. Padahal perilaku tersebut akan meningkatkan kalori dalam tubuh, sehingga mau tak mau berat badan akan bertambah.

Diabetes

Diabetes adalah penyakit yang diakibatkan tingginya kadar gula dalam tubuh seseorang. Meskipun kebiasaan makan yang tergesa-gesa memang tak berefek secara langsung pada tubuh.

Namun jika kebiasaan tersebut tak diubah dengan segera, maka peluang kalian untuk terjangkit penyakit ini bisa semakin besar.

Hal tersebut didukung oleh sebuah penelitian yang melaporkan bahwa kebiasaan makan tersebut dapat meningkatkan risiko kesehatan dimana tubuh seseorang akan mengalami resisten insulin.

Dimana jika kondisi itu telah terjadi, maka tubuh tak bisa mengoptimalkan fungsi insulin secara efektif. Sementara itu, jika kinerja insulin terganggu maka kondisi ini bisa mengantarkan kalian pada penyakit diabetes.

Sindrom metabolik

Sindrom metabolik merupakan kondisi lanjutan yang meningkatkan risiko menderita penyakit jantung hingga stroke di kemudian hari. Sebuah penelitian menyatakan bahwa orang yang termasuk fast eater memiliki tingkat risiko yang lebih tinggi menderita sindrom ini dibandingkan mereka yang makan dalam tempo yang lebih lambat.

Sementara itu, untuk mengubah kebiasaan ini kalian harus segera membiasakan diri dengan beberapa cara misalnya meluangkan waktu sekitar 20 menit setiap kali makan dan selalu mengunyah makanan secara maksimal agar bisa ditelan dengan sempurna.

Lihat Sumber Artikel di Suara.com

Disclaimer: Artikel ini merupakan kerja sama HerStory dengan Suara.com. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi artikel yang tayang di website ini menjadi tanggung jawab HerStory.

Artikel Pilihan