Menu

Hari Perempuan Internasional: Memimpin ala Johanna Gani, CEO Grant Thornton Indonesia yang Dorong Kesetaraan Gender

08 Maret 2023 06:00 WIB

CEO Grant Thornton Indonesia, Johanna Gani. (Dok. Grant Thornton Indonesia/Edited By HerStory)

HerStory, Jakarta —

Isu kesetaraan gender masih terus diperjuangkan sebab hingga kini masih banyak diskriminasi yang terjadi akibat perbedaan gender. Seperti halnya yang sering dialami oleh perempuan adalah bagaimana ia dipandang sebelah mata ketika terjun ke dunia pekerjaan yang didominasi pria.

Salah satu posisi yang banyak diduduki oleh pria adalah pemimpin. Inilah yang kerap menjadi tantangan bagi wanita untuk menempati posisi yang sama seperti pria sebab sering dipandang sebelah mata.

Meski begitu, bukan berarti wanita gak bisa memimpin, lho. Bertepatan dengan perayaan Hari Perempuan Internasional yang jatuh hari ini (8/3/2023), Johanna Gani berbagi pengalamannya sebagai seorang pemimpin yang sudah berkarier selama 30 tahun lamanya.

Johanna mendorong wanita untuk terus mengembangkan kemampuan dan mendapatkan hak yang sama terlepas dari gendernya. Ia membuktikan bahwa sebagai wanita ia mampu berkembang bahkan menjadi seorang pemimpin.

Kini ia mengemban jabatan sebagai CEO Grant Thornton yang mana merupakan suatu organisasi global terkemuka yang menyediakan jasa audit, tax, dan advisory. Ada beberapa hal yang dijunjung tinggi olehnya selama menjadi seorang pemimpin.

“Apa yang saya pelajari selama 30 tahun ini untuk menjadi leader, saya melihat bahwa trustworthy itu yang paling penting di mana kita bisa dipercaya oleh orang yang ada di dalam kepemimpinan itu,” ungkapnya dalam talkshow bertajuk ‘Women Empower Women’ yang diselenggarakan secara virtual pada Selasa (7/8/2023).

Selain kepercayaan, Johanna percaya bahwa pemimpin yang baik harus mampu menjaga integritas dirinya. Apalagi, setiap perkataan yang diucapkannya harus bisa dipertanggungjawabkan.

“Integritas kita haru bisa di pegang dan juga worth of talk (nilai dari ucapan). Apa yang kita bicarakan harus kita lakukan. Begitu pula dengan prinsip yang kita yakini harus dilakukan,” lanjutnya.

Sebagai pemimpin bukan berarti Johanna bisa bertindak sesuka hati. Ia harus selalu memasang telinga untuk mendengarkan pendapat dari berbagai sisi.

“Kita harus rendah hati, open minded supaya bisa terbuka untuk mendengar dari banyak hal, belajar dari banyak hal,” terang Johanna.

Tak lupa, mengingat perubahan dan perkembangan yang konstan terjadi maka pemimpin yang baik harus mampu beradaptasi dalam berbagai situasi. Kemampuan dalam berubah dan merespons perubahan juga menjadi kunci penting yang harus dikantongi oleh pemimpin.

“KIta perlu agile yang mana kehidupan terus berubah dan kita harus merespon atas perubahan itu. Kita juga harus mau berubah,” sambungnya.

Terakhir, Johanna mengatakan bahwa menjaga hubungan yang baik juga menjadi hal yang harus dilakukan oleh pemimpin. 

“Gak kalah penting kita harus menghargai relationship lebih dari apapun juga,” tandasnya.