Menu

Kisah Inspiratif Indah Dwi Astuti, Bangun Bisnis di Tengah Dominasi Pria: Jangan Tunggu Suami Sukses

09 Maret 2023 16:18 WIB

Indah Dwi Astuti, Pemilik Sajadah Grocery. (Istimewa/HerStory)

HerStory, Jakarta —

Passion menjadi alasan utama Indah Dwi Astuti, wanita kelahiran 26 April 1989 ini ketika ia memutuskan untuk serius merintis bisnisnya. Berlatar belakang pendidikan di bidang ilmu komunikasi di Universitas Paramadina, Indah tak ragu mengambil risiko demi mengejar mimpinya dalam berbisnis. 

Bermula dari keinginannya untuk membantu usaha toko kelontong milik orang tuanya, Indah justru meraup kesuksesan hingga bisa mendirikan toko grosir sendiri, Sajadah Grocery di Tangerang Selatan sejak 3 tahun lalu. 

Meski begitu, ia pada dasarnya sudah lebih lama berkecimpung di bisnis jual beli sembako. Berawal dari keinginan membantu membesarkan toko kelontong milik orang tuanya, Indah malah berkesempatan untuk membangun bisnisnya sendiri. 

“Dengan berjalannya waktu, setelah membantu toko orang tua dan mulai berjualan sembako sendiri, saya ada tambahan modal dan pengalaman di lapangan langsung, akhirnya saya memberanikan diri buka toko semi retail. Setelah dua tahun berjalan baik, barulah saya buka Sajadah Grocery sampai sekarang,” ujar Indah dalam keterangan pers yang diterima oleh HerStory, Kamis (9/3/2023). 

Di tengah dominasi pria yang berkecimpung di bisnis FMCG, bisnis rintisan Indah dan sang ibu tentunga pernah mengalami banyak kendala. Sebagai perempuan, Indah mengaku pernah merasa cemas dan khawatir apakah bisnisnya bisa berkembang sesuai harapannya. 

“Toko Sajadah Grocery ini kan tidak ada secara tiba-tiba. Tantangan terberat adalah perjalanan dari nol nya. Banyak komentar, ‘Kok perempuan mau sih kerja capek?’. Karena pada awalnya, saya masih belum punya pegawai dan bantu angkat barang,” terang Indah. 

Bermodal kegigihan dan sikap pantang menyerah, perlahan Indah bisa memajukan Sajadah Grocery. Salah satu kunci kesuksesan Indah adalah keputusannya untuk merambah ke ranah digital bersama GudangAda. 

“GudangAda itu saya kenal sejak tiga tahunan lalu, semenjak ada Sajadah Grocery. Saya coba kontak dengan tim Business Development GudangAda dan mereka langsung datang ke toko dan menjelaskan semua fungsi dan fitur GudangAda dengan detail,” ungkapnya. 

Sejak merambah ke bisnis digital bersama GudangAda, Indah bisa memperluas pasar dan meningkatkan produk. Ia yakin bahwa kolabotasi bisnis dengan digital menjadi salah satu solusi dalam mengembangkan usaha. 

“GudangAda Marketplace itu sangat membantu saya memasarkan produk. Bahkan sekarang kami sudah menambah produk, yang tadinya 5 jadi 32 SKU," tuturnya.

Terbukti kini bisnis Sajadah Grocery mengalami peningkatan omzet yang cukup signifikan sebanyak 30 sampai 40 persen. Meski sempat mengalami penyesuaian saat pandemi, tapi perlahan namun pasti Sajadah Grocery kembali pulih. 

Meski di awal ada keraguan, tapi Indah bisa melihat peluang besar yang menanti ketika ia memutuskan untuk go digital dan memaksimalkan penggunaan teknologi untuk bisnisnya. Bahkan semangat serupa pun sekarang berusaha ditularkannya kepada para perempuan lain di lingkungannya.

“Kadang ibu-ibu malas untuk belajar hal baru, teknologi baru, tapi sebenarnya kalau pelan-pelan kita bisa paham. Sebenarnya, kunci untuk para perempuan adalah pantang menyerah dan harus lebih banyak belajar,” ungkapnya. 

“Menunggu customer datang ke toko saja tidak cukup. Tapi dengan adanya teknologi seperti GudangAda Marketplace, kita bisa meningkatkan pendapatan dan jaringan pemasarannya,” tandasnya. 

Menjalankan Dua Peran

Meraih sukses menjadi pebisnis wanita di tengah iklim persaingan usaha yang cukup ketat tentu membutuhkan kerja keras dan kesungguhan. Setelah bertumbuh bersama GudangAda, Indah membuktikan dengan raihan pencapaian-pencapaian terbaik. 

Kini, selain bisa membuka lapangan pekerjaan untuk 15 karyawan, Indah pun bisa memenuhi kebutuhan keluarganya dengan baik sekaligus memupuk mimpi untuk bisa semakin mengembangkan usahanya. 

“Alhamdulillah awal mulanya itu toko Sajadah Grocery kan ukurannya cuma kecil karena di depan rumah. Sekarang kita sudah punya toko yang lebih luas lagi, gudangnya sudah diperluas lagi. Kami sudah bisa membeli barang-barang, dan bisa berikan pendidikan di sekolah favorit terbaik untuk anak. Alhamdulillah juga saya bisa membeli kendaraan,” ungkap Indah.

Selagi membangun bisnis, ia juga memiliki keluarga yang suportif. Sosok suami Indah dengan senang hati berbagi tugas dan tanggung jawab untuk membesarkan usaha sekaligus memelihara keluarga dengan baik.

Karena dukungan suami itulah, Indah merasa mampu untuk bisa menjalankan dua peran sekaligus tanpa halangan. Indah mengamini bahwa konsep Embrace Equity, di mana setiap orang bisa mendapatkan kesetaraan dalam banyak hal, termasuk mendapatkan kesempatan, pekerjaan, perlakuan dan akses. 

Ini pula yang menjadi tema peringatan Hari Perempuan Internasional tahun ini. Oleh karena itu kerja sama menjadi kunci keberhasilannya menyeimbangkan porsi antara keluarga dan pekerjaan. 

“Awal mulanya sih saya yang usaha, suami masih bekerja. Tapi, saya berpikir tidak mungkin jalan sendiri. Jadi daripada rekrut orang baru, saya minta suami resign dan kami usaha bersama. Akhirnya suami menyambut dengan positif. Untuk urusan mendidik anak, saya tak pernah lepas, selalu kontrol walaupun lewat telepon. Keperluan anak itu tetap nomor satu,” paparnya. 

Ia juga mengajak setiap perempuan untuk terus berjuang tanpa harus tertekan akan gender. Ia yakin bahwa kesempatan akan datang jika diperjuangkan. 

“Untuk wanita-wanita yang mau usaha sendiri, kuncinya adalah pantang menyerah. Berulang kali saya menjalani usaha, saya harus selalu semangat dengan keadaan. Jika ingin maju, tak harus menunggu suami maju. Kita harus mampu mandiri, agar bisa dapatkan yang kita mau. Jadi, sebagai wanita jangan malu untuk berjualan dan seharusnya malah bangga karena tak semua wanita mendapatkan kesempatan untuk menjalankan peran ganda,” tutup Indah.