Menu

Gak Perlu Ragu Buat Naik KRL! Ini 6 Komitmen KCI dalam Lawan Pelecehan Seksual di Transportasi Umum

17 Maret 2023 14:16 WIB

Commuter Line (Instargram/commuterline)

HerStory, Jakarta —

Beauty, pelecehan seksual dapat terjadi kepada siapapun dan di manapun. Oleh karena itu, setiap orang sudah seharusnya saling bekerja sama untuk mencegah terjadinya pelecehan seksual.

Berdasarkan survei Koalisi Ruang Publik Aman (KRPA) Tahun 2022, tercatat bahwa  4.236 responden pernah mengalami pelecehan seksual di ruang publik. Sebanyak 3.539 di antaranya merupakan perempuan.

Dari total responden tersebut, sebanyak 23% mengalami pelecehan seksual di transportasi umum. Oleh karena itu, PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) sebagai pihak penyedia transportasi umum telah melakukan beberapa komitmen untuk melawan tindakan pelecehan di KRL.

Salah satu bentuk komitmen ini ditunjukkan dalam keikutsertaan KCI dalam kampanye Stand Up: Lawan Pelecehan Seksual di Transportasi Umum yang diinisiasi bersama dengan L’Oreal Paris.

Komitmen ini dilakukan untuk memberikan kenyamanan serta keamanan bagi pengguna KRL. Tentunya rasa nyaman dan aman merupakan aspek penting yang dibutuhkan oleh masyarakat.

Lalu apa saja komitmen KCI dalam melawan pelecehan seks di KRL? Yuk, simak selengkapnya dalam paparan berikut ini, ya.

1. Gerbong khusus wanita

Komitmen pertama yang dilakukan untuk menciptakan rasa aman dan nyaman adalah dengan membuat gerbong khusus wanita di setiap rangkaian KRL. Gerbong ini berada di paling awal dan akhiri kereta, Beauty.

“KCI punya komitmen bagaimana membuat kenyamanan untuk para pengguna komuter. Setiap rangkaian KRL kami menyiapkan gerbong khusus wanita pada semua rangkaian,” ungkap Suryawan Putra Hia, selaku Direktur Utama PT Kereta Commuter Indonesia (KCI), saat ditemui di kawasan Jakarta Selatan, Kamis (16/3/2023).

2. Petugas setalu stand by

Selanjutnya ada petugas yang selalu hilir mudik di setiap rangkaian kereta. Mereka akan memantau pengguna dan tentunya kamu bisa meminta bantuan jika menyaksikan atau mengalami pelecehan seksual.

“Tiap rangkaian ada petugas keamanan yang selalu memonitor perilaku para penumpang khususnya di kereta campuran (laki-laki dan perempuan),” paparnya.

3. Ada petugas di satsiun

Selain di kereta, tiap stasiun juga memiliki petugas yang berada dekat dengan tempat turun dan naiknya penumpang. 

“Petugas stasioner juga selalu memonitor pengguna saat turun dan naik,” lanjutnya.

4. Pengumuman rutin di rangkaian kereta

Imbauan soal risiko pelecehan seksual juga selalu digaungkan di KRL. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan kewaspadaan pengguna saat menaiki kereta.

“Meng-announce dan memberi imbauan dan peringatan bahwa di rangkaian KRL dan stasiun sangat mungkin terjadi pelecehan seksual. Jadi mengingatkan penumpang untuk hati-hati,” jelasnya

5. Kolaborasi untuk edukasi

KCI juga aktif melakukan kolaborasi untuk meningkatkan kesadarana akan isu pelecehan seksua. Selain itu, ini juga merupakan upaya untuk mencegah terjadinya tindakan pelecehan tersebut.

“Melakukan kerjasama dengan komunitas, LSM u melakukan edukasi untuk menghindari potensi pelecehan seksual,” terangnya.

6. Menyediakan CCTV Analytic

Ini merupakan inovasi yang dapat mendeteksi pelaku pelecehan seksual. Dengan begitu, oknum gak akan bisa masuk stasiun jika aksinya tertangkap oleh CCTV Analytic.

“KCI saat ini mempunyai sistem CCTV Analytic sebagai sistem pencegahan terjadinya tindak pelecehan. Dimana foto pelaku tindak pelecehan yang tertangkap akan dimasukan ke dalam sistem. Sehingga bila pelaku kembali naik commuter line dan tertangkap di sistem CCTV Analytic akan memberikan peringatan kepada petugas untuk dilakukan pencegahan dan larangan untuk masuk dan naik commuter line,” tandasnya.