Ilustrasi wanita menderita GERD. (Freepik/Jcomp)
Beauty, bulan Ramadan merupakan bulan yang paling dinanti oleh umat Muslim di seluruh dunia. Umat Muslim diwajibkan untuk menjalankan ibadah dengan menahan hawa nafsu, termasuk di antaranya tak makan dan minum sekitar selama 14 jam.
Buat Beauty yang bertubuh bugar, ibadah puasa mungkin tak akan menjadi masalah. Namun, untuk mereka yang memiliki penyakit seperti maag atau GERD, berpuasa mungkin akan terasa tak nyaman.
Tak melulu berbahaya, tetapi kondisi ini dapat mengganggu mereka yang akan menjalankan ibadah puasa. GERD adalah Gastroesophageal Reflux Disease atau kondisi di mana asam lambung naik dari perut menuju kerongkongan.
Sementara, maag atau dalam medis disebut dengan dispepsia atau gastritis adalah penyakit akibat peradangan di dinding lambung.
Kondisi ini biasanya ditandai dengan nyeri pada ulu hati. Tak melulu berbahay jugaa, tetapi kondisi ini dapat mengganggu bagi mereka yang akan menjalankan ibadah puasa karena sistem cerna dan pengaturan jadwal makan mengalami perubahan.
Lantas bagaimana cara menyiasatinya? Berikut tips nyaman berpuasa bagi penderita maag dan GERD dari dokter spesialis penyakit dalam Eka Hospital BSD Dr. Dedy Sudrajat Sp.PD-KGEH.
Makanlah secara perlahan dan secukupnya saat sahur dan berbuka. Makan makanan dalam jumlah banyak dan berlebih dalam satu waktu bisa membuat lambung bekerja keras, sehingga menyebabkan maag dan GERD kambuh.
"Hindari juga konsumsi makanan yang mengandung asam, pedas, dan bersantan karena akan merangsang asam lambung keluar lebih banyak. Begitu juga makanan yang mengandung gas seperti kubis, kol, sawi, nangka, dan minuman berkafein semisal kopi, teh, dan minuman bersoda," ujar Dr. Dedy dalam keterangannya.
Tak makan dan minum dalam waktu lama membuat perut lapar dan kosong. Tentunya kondisi ini membuat seseorang untuk makan besar sebagai bentuk 'balas dendam' ketika berbuka puasa.
Disampaikan oleh Dr. Dedy kalau tindakan itu tidaklah tepat. Lambung memerlukan penyesuaian terlebih dahulu secara perlahan agar tidak kaget sehingga maag dan GERD tidak kambuh.
Maka dari itu, saat berbuka awali dengan konsumsi makanan ringan. Kemudian barulah dilanjutkan dengan makan besar.
Perilaku ini biasanya banyak ditemukan setelah makan sahur. Dr. Dedy menyarankan, setelah makan ada baiknya tidak langsung tidur karena dapat membuat tekanan dalam lambung meningkat.
Makanan dan cairan lambung pun bisa naik ke kerongkongan dan memicu terjadinya maag dan GERD.
"Jika ingin tidur, 1-2 jam setelah makan sahur atau buka puasa. Jika terpaksa harus tidur setelah makan, posisi tidur sebaiknya dalam posisi setengah duduk sehingga mengurangi kemungkinan refluks asam lambung," ucapnya.
Bagi yang mempunyai gangguan kesehatan seperti maag dan GERD akut dianjurkan untuk tetap mengonsumsi obat pereda maag selama bulan puasa.
Yakni saat mendekati waktu imsak, setelah berbuka puasa, dan sebelum tidur. Sebaiknya rutin minum obat dan perhatikan makanan yang dikonsumsi agar puasa lancar.
Konsultasikan pada dokter spesialis penyakit dalam supaya bisa mendapatkan pemeriksaan medis dan perawatan yang tepat sehingga puasa tidak alami masalah kesehatan lainnya.
Semoga informasinya bermanfaat, ya!