Menu

Gak Cuma Dapat Pahala, Puasa Ramadan Rupanya Sangat Baik untuk Penyandang Diabetes, Begini Penjelasan Dokter

03 April 2023 13:35 WIB

Alat cek gula darah. (Pixabay/Steve Buissinne)

HerStory, Jakarta —

Beauty, menjalankan ibadah puasa di bulan suci Ramadan merupakan salah satu kewajiban umat muslim di dunia. Berpuasa berarti tak mengonsumsi makanan dan minuman sejak fajar hingga matahari terbenam.

Tak satu pun dari kita yang boleh meninggalkan ibadah puasa, tak terkecuali pengidap diabetes. Karena pada dasarnya pengidap diabetes boleh menjalankan ibadah puasa.

Asalkan kadar gula darahnya terkontrol baik dan tidak memiliki penyakit serius lainnya, seperti penyakit jantung atau ginjal yang bisa memperparah keadaan.

Namun, tahukah kamu Beauty, puasa memiliki banyak manfaat untuk para penyandang diabetes.

Hal ini diungkapkan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Subspesialis Endokrinologi Metabolik dan Diabetes RS Pondok Indah dr. M. Ikhsan Mokoagow, M.Med.Sci, Sp. P. D., Subsp. E. M. D, FINASIM.

Manfaat pertama yang dirasakan oleh penderita diabetes saat berpuasa adalah stabilnya kadar glukosa dalam darah.

"Ketika berpuasa, penyandang diabetes ‘dipaksa’ untuk menjalani pola makan yang lebih terjaga dan teratur, serta asupan kalori yang relatif sama," ungkap dr. Ikhsan, belum lama ini.

Selain itu puasa juga ternyata bisa membantu mengatur peningkatan kadar glukosa dan insulin dalam tubuh. Manfaat kedua, dapat mengurangi kadar kolesterol jahat (low-density lipoprotein cholesterol/LDL) dalam tubuh.

"Asalkan ketika sahur dan berbuka memilih makanan dengan bijak. Hindari makanan sahur dan tajil berbuka puasa yang dimasak dengan teknik deep fried atau digoreng dengan minyak yang banyak," tambah dr. Ikhsan.

Ketiga, dapat menurunkan tekanan darah. Saat berpuasa, tubuh akan mengurangi produksi hormon tertentu seperti hormon adrenalin yang menjadi penyebab meningkatnya tekanan darah.

Keempat, meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Ketika berpuasa, tubuh akan mendaur ulang sel imun yang tak diperlukan, terutama sel-sel yang sudah rusak.

"Sehingga sistem kekebalan tubuh pun diperbarui kembali," tutup dr. Ikhsan.

Share Artikel:

Oleh: Nailul Iffah