Moms, istilah ngidam untuk ibu hamil alias bumil bukanlah hal asing di mata masyarakat. Seringkali kita melihat ibu hamil menyantap banyak makanan demi memenuhi keinginan ngidam.

Bahkan pada saat puasa pun, bumil yang menjalankan puasa secara tidak sadar mengonsumsi makanan tanpa mempedulikan jumlah kalori serta nutrisi yang ada di dalamnya.

Pada bulan ramadan, banyak bumil yang akhirnya menetapkan untuk melakukan puasa karena tak ingin meninggalkan ibadahnya.

Hal ini membuat bumil berpikir mereka harus memenuhi asupan nutrisi untuk si kecil selama puasa, sehingga mereka harus mengonsumsi makanan sebanyak-banyaknya, baik pada sahur dan berbuka puasa.

Namun apakah hal itu benar? Lantas, apakah ibu hamil diperbolehkan untuk berpuasa?

Menurut dr. Ferdhy S Suwandinata, Sp.OG, Subsp FER, Konsultan Fertilitas Endokrinologi Reproduksi RSIA Grand Family, berpuasa saat hamil sebenarnya memiliki risiko yang lebih tinggi dari biasanya, salah satunya dehidrasi.

Dikatakan dr. Ferdhy, biasanya bumil akan mengalami dehidrasi yang bisa menyebabkan masalah kesehatan pada kehamilan, persalinan prematur, dan kecenderungan berat bayi lahir rendah.

Tentu bisa mempengaruhi pertumbuhan janin bukan hanya selama di dalam kandungan, tetapi juga tumbuh kembangnya dikemudian hari. Banyak pro dan contra tentang berpuasa saat hamil.

Namun, bumil masih diperbolehkan untuk melaksanakan ibadah puasa apabila telah berkonsultasi dengan dokter spesialis obsgyn sehingga tak akan membahayakan janin dan juga ibu.

Umumnya, yang dilarang untuk berpuasa adalah kehamilan resiko tinggi seperti pre-eclampsia, intra uterine growth retardation dan gestational diabetes.

Dokter dapat memberikan instruksi serta penanganan khusus bagi ibu hamil yang ingin melakukan puasa. Oleh karena itu sebelum melaksanakan puasa, perlu mendapatkan persetujuan dari dokter yang menangani terlebih dahulu.