Menu

Anak Remaja Butuh Pendampingan Orang Tua dari Sisi Psikologis, Ini Lho Moms yang Harus Kamu Lakukan...

17 April 2023 09:05 WIB

Ilustrasi anak perempuan memasuki masa pubertas. (Thinkstockphotos/Edited By HerStory)

HerStory, Jakarta —

Moms, masa pubertas merupakan masa yang memegang peranan penting pada proses pertumbuhan anak. Sebab, masa ini merupakan fase transisi pada anak yang mulai remaja, dari masa kanak-kanak menuju dewasa.

Untuk waktunya sendiri, biasanya pubertas pada anak perempuan akan dimulai lebih awal, yakni usia 11 tahun. Sementara itu, pada anak laki-laki pubertas akan dimulai sekitar usia 12 tahun.

Gak hanya membutuhkan pendampingan dari sisi medis atau biologis, anak remaja juga butuh pendampingan orang tua dari sisi psikologis.

Kurangnya penanganan dan perhatian akan masalah kesehatan mental remaja bisa jadi memicu kerentanan remaja. Maka dari itu, orang tua punya peranan penting dalam hal ini.

Menurut Roslina Verauli, M.Psi, Psi., Psikolog Klinis Anak, Remaja dan Keluarga dalam acara Webinar Rahasia Talks : 911 Super Parents Kit by Hers Protex, 10% remaja putri gak tahu bagaimana cara memasang pembalut, ukurannya, dan lain sebagainya, dan gak memiliki akses untuk bertanya.

Orang tua harus menjadi teman diskusi bagi anaknya. Karena perkembangan otak pada remaja, umumnya terjadi ledakan emosional dan potensi terjadinya perilaku berisiko. 

Orang tua menjadi jaring pengaman bagi putra putri ketika mereka memiliki problem. Pendampingan di rumah adalah landasan dari segalanya. Merasa dicintai adalah penghayatan paling dasar, sadar bahwa anak dicintai orang di sekitarnya.

“Dekati anak sesuai dengan jamannya, dengan teknik yang sesuai dengan si anak. Contohnya dengan membahas film, lirik lagu atau sosial media yang mereka ikuti. Anak remaja membutuhkan energi besar. Mereka harus cukup tidur, walaupun di usia remaja mereka susah tidur. Bahkan, jumlah jam tidur remaja lebih besar daripada anak SD. Cukupkan exercise atau olahraga karena ini baik untuk release hormon, dan berikan nutrisi yang sesuai,” terang Vera.

Peran orang tua sangat besar dalam psiko sosial remaja, di antaranya menunjukkan penerimaan dan kasih sayang, memberikan model afeksi yang tepat, memberikan informasi tentang pendidikan seksualitas, memberi akses ke profesional untuk remaja, dan melatih membuat keputusan seksual yang sehat. 

“Ketika anak perempuan gak mau dicium, teman laki-laki harus menghargainya. Harus ada persetujuan. Itu namanya consent. Sebagai orang tua harus memperkenalkan consent terhadap anaknya," kata Vera.

Lebih lanjut, Vera menjelaskan jika anak cerita, biarkan mereka cerita. Connect first, tunjukkan orang tuanya menerima mereka. Jika komunikasi orang tua negatif, anak cenderung akan menghindar. 

"Anak yang disentuh dengan baik dan respect oleh ortunya. Jika anak disentuh oleh orang tuanya, ia akan dapat membedakan mana yang good touch, mana yg bad touch. Karena itu gak bisa diajarkan melalui omongan, tapi dari pengalaman. Jadi, jika di luar anak mengalami sentuhan yang bad touch, mereka dapat membedakannya. Orang tua adalah model afeksi seorang anak, bukan pacarnya,” pungkas Vera.

Moms, itulah hal yang harus kamu lakukan untuk mendampingi masa pubertas anak. Semoga bermanfaat, ya!

Share Artikel:

Oleh: Tasha Rainita