Pizza identik dengan topping daging tipis bulat yang biasa disebut pepperoni. Gak cuma itu, terdapat olahan daging tipis yang juga umum dijadikan atasan pizza, bernama salami. 

Antara salami dan pepperoni sekilas memiliki bentuk fisik yang sama, yaitu tipis, bulat dan bertekstur. Namun tahukah Beauty, meski sama-sama olahan daging, keduanya memiliki perbedaan signifikan dari segi rasa, lho. 

Berikut ini penjelasan lengkap perbedaan salami dan pepperoni, yang sudah HerStory kutip dari Licious, Selasa (2/5/2023). 

1. Pepperoni

Pepperoni olahan daging dengan jumlah rempah-rempah yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan salami. Karena dibuat dengan lebih banyak rempah, rasa pepperoni cukup pekat sehingga cocok jadi isian dalam sandwich atau topping pizza. 

Pepperoni terbuat dari unggas dan daging merah. Adapun rempah yang ditambahkan berupa lada hitam, lada putih, bawang putih dan beberapa bumbu lainnya seperti mustard, paprika serta cabai. 

Baca Juga: Resep Chicken Wings Ala Korea, Bumbunya Autentik, Enak sambil Drakoran

Pepperoni memiliki tekstur lebih kering dan lembut daripada salami. Tekstur kering didapatkan dari proses pembuatannya dengan pengasapan. 

2. Salami

Berbeda dengan pepperoni, salami adalah jenis sosis yang diawetkan berasal dari Italia. Secara tradisional, salami dibuat dengan daging babi, sapi muda, atau unggas. 

Pada saat pembuatan, salami dicampur bahan-bahan seperti cuka, merica, garam, lemak, bawan putih, dan sedikit rempah. Sebab itu, salami memiliki rasa gurih. 

Setelah semua bahan dicampur lalu dibentuk dan kemudian melalui proses fermentasi. Daging dibiarkan kering di udara untuk membentuk sosis yang diawetkan.

Baca Juga: Resep Ayam Pop Ala Rumahan, Sedap, Nikmatnya Bikin Nagih!

Tekstur salami cenderung berserat dan tidak sekering pepperoni. Salami juga lebih tinggi lemak dan kalori daripada pepperoni.

Berbeda dengan pepproni yang biasa dijadikan isian sandwich atau pizza, salami umumnya dimakan tanpa tambahan apapun.