Menu

Heboh Virus Nipah, Bisa Bikin Koma dalam Waktu 2 Hari!

28 Januari 2021 09:00 WIB

Ilustrasi Virus Nipah (Flickr / National Institute of Allergy and Infectious Diseases (NIAID)

HerStory, Purwokerto —

Belum selesai pandemi Covid-19 di seluruh dunia, kini muncul lagi satu virus yang katanya berpotensi untuk menjadi pandemi baru. Virus bernama Nipah atau disingkat NiV ini sebenarnya udah lama banget ditemukan. Virus ini pertama kali mewabah di Malaysia pada tahun 1999 dan menyebar ke berbagai negara seperti Malaysia, India, Singapura dan Australia bagian utara. Virus ini digadang-gadang akan menjadi pandemi baru yang lebih mematikan dari Covid-19!

Penelitian menyebutkan tingkat kematian virus ini bisa mencapai 40-75%. Dampak paling parahnya, virus Nipah bisa menyebabkan kejang, infeksi saluran pernapasan akut, dan bahkan sanggup membuat orang koma dalam waktu 1-2 hari! Sampai saat ini, virus Nipah belum ada vaksinnya juga. Varian virus ini pertama kali ditemukan pada kelelawar buah dan babi yang kemudian bisa menular ke manusia. Jadi, kita harus hati-hati banget nih.

Virus Nipah mempunyai gejala yang mirip dengan Covid-19 yaitu sakit kepala, nyeri otot, muntah, demam, dan sakit tenggorokan. Tapi, pada beberapa orang, ada juga yang gejalanya enggak umum seperti turun kesadaran, mengantuk, pusing, hingga pneumonia. Mirisnya lagi, virus ini juga bisa menginfeksi tanpa memperlihatkan gejala. Virus Nipah punya masa inkubasi yang panjang. Secara umum, masa inkubasinya 4-14 hari, tapi paling lama virus ini bisa inkubasi hingga 45 hari.

Untuk penularannya, virus ini menular lewat kontak langsung dengan babi atau binatang yang sakit. Penularan terjadi lewat kotoran atau memakan langsung buah yang terkontaminasi urin atau air liur kelelawar. Selain itu, penularan dari manusia ke manusia udah pernah terjadi juga. Pencegahan virus Nipah juga hampir sama dengan Covid-19 yaitu menyemprotkan desinfektan secara rutin dan juga memusnahkan hewan ternak yang sudah terkontaminasi. Saat pemusnahannya pun juga harus diawasi ketat karena dikhawatirkan bisa menular ke manusia.