Menu

Berkaca dari Virgoun hingga Desta, Dampak Perselingkuhan yang Terjadi Pada Korban, Salah Satunya Gangguan Kejiwaan!

19 Mei 2023 17:40 WIB

Reynitta Poerwito, Bach. of Pysch., M. Psi. (Foto/Reynitta)

HerStory, Jakarta —

Moms, belakangan tengah marak kasus perselingkuhan yang dialami oleh pasangan publik figur. Beberapa di antaranya membuat kita kebingungan.

Pasalnya, banyak yang gak mengira para publik figur tersebut tega menghianati pasangannya. Di mana kebanyakan dari mereka dianggap sebagai pasangan harmonis.

Lantas, apasih Moms yang jadi pemicu seseorang berselingkuh?

Dijelaskan oleh Reynitta Poerwito, Bach.Of Psych., M.Psi, Psikolog Klinis Eka Hospital BSD, bahwa kasus perselingkuhan disebabkan oleh multifaktor dan gak bisa digeneralisasikan.

"Orang yang selingkuh itu biasanya bukan karena pernikahannya gak bahagia atau memang dia yang tukang selingkuh. Selingkuh bisa juga karena kebutuhan fisik, gangguan kejiwaannya, kebutuhan bicara, kebutuhan hati, dan kebutuhan pikiran," jelas Reynitta lewat sambungan telepon kepada HerStory, Selasa (16/5/2023).

Tak melulu melibatkan fisik, hati, materi dan status, perselingkuhan bisa terjadi akibat multifaktor di luar alam bawah sadar manusia. Di mana kebutuhan manusia terbagi menjadi dua bagian yang mempengaruhi perilaku seseorang.

Seperti melakukan sesuatu secara sadar dan melakukan suatu tindakan yang didorong oleh alam bawah sadar seseorang.

Pasalnya, apa yang kita punya di alam bawah sadar, hal itu yang akan berkontribusi terhadap apa yang akan kita lakukan dan rasakan, seperti menghianati pasangan.

"Ketika kita menilai kok mau sih dia selingkuh sama yang kaya gitu. Karena apa yang kita lakukan sebagai manusia dipengaruhi oleh alam bawah sadar seperti kebutuhan psikologis dan kebutuhan terpendam yang akhirnya selingkuh," tutur Reynitta.

Selain hal tersebut, rasa nyaman juga mempengaruhi seseorang bertindak melakukan perselingkuhan. Misalnya rasa nyaman dengan rekan kerja, hal ini terjadi karena intensitas pertemuan yang lebih sering.

"Apa yang kita hadapi setiap hari itu bisa menimbulkan 'kenyamanan' tanpa kita sadari," tambah Reynitta.

Sayangnya, meski banyak yang menyadari perselingkuhan bisa menghancurkan karier, merusak rumah tangga, keuangan yang menipis, gak membuat pelaku perselingkuhan merasa jera.

"Perselingkuhan itu seperti merokok, kita tahu bahwa rokok akan berdampak buruk terhadap kesehatan. Secara sadar semua orang ingin sehat tetapi perokok susah berhenti tanpa alasan. Kita punya faktor tersendiri kaya tau ini gak baik dan menyakiti orang sekitar tapi gak bisa berenti," tutup Reynitta.