Menu

Jangan Anggap Cuma Kesemutan Biasa, Dokter Sebut Neuropati Berisiko Sebabkan Kelumpuhan

11 Juni 2023 20:55 WIB

Konferensi Pers Kampanye ‘Hidup Bebas Tanpa Kebas dan Kesemutan’ oleh P&G Health Indonesia (Noorma/HerStory)

HerStory, Jakarta —

Neuropati merupakan gangguan atau kerusakan pada jaringan saraf yang ditandai dengan gejala kebas, kesemutan, sensasi terbakar, hingga rasa seperti tertusuk-tusuk. Namun, banyak yang mengabaikan tanda dari neuropati dan menganggapnya hanya kesemutan biasa yang akan hilang sendiri.

Padahal, dokter menjelaskan bahwa deteksi penyakit itu sangat penting untuk dilakukan. Pasalnya ada penyakit tertentu yang harus dikenali sedini mungkin agar penanganannya lebih baik dan efisien, salah satunya neuropati.

“Cek kesehatan minimal sekali sebulan paling lama sekali 6 bulan. Selain penyakit diabetes, neuropati juga besar disebabkan oleh polutan,” ungkap Syahrul Efendi P.SKM.M.KKK, selaku Project Manager Officer Kesehatan Masyarakat Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Kementerian Kesehatan RI, dalam konferensi pers ‘Neuropathy Awareness Week 2023’ di Jakarta, Minggu (11/6/2023).

Oleh karena itu, Syahrul menganjurkan untuk rutin melakukan pemeriksaan medis setidaknya sekali dalam 1-6 bulan, Beauty. Dengan begitu, risiko penyakit yang mungkin terjadi dapat terdeteksi dengan cepat dan mendapatkan penanganan yang tepat.

Lebih lanjut, Vice Secretary General of Indonesian Neurologists Association (PERDOSSI), dr. Winnugroho Wiratman.Sp.N(K),Ph.D, menjelaskan bahwa pada fase awal neuropati masih bisa mendapatkan penanganan sehingga tingkat kesembuhannya tinggi.

Namun, jika memasuki fase lanjut, maka dikhawatirkan penyakit ini akan sulit disembuhkan, Beauty. Apalagi, jika sering diabaikan dan gak mendapatkan penanganan yang tepat, maka neuropati dapat menyebabkan kelumpuhan.

“Neuropati disebabkan oleh kerusakan saraf (neuron) yang memiliki waktu untuk penyembuhan. Waktu terbaiknya adalah 3-4 minggu. Kalau sudah terlalu lama (dibiarkan) maka sulit untuk sembuh. 

Oleh karena itu, ia mengimbau untuk segera melakukan pengecekan jika mengalami gejala neuropati. Adapun gejalanya adalah rasa kesemutan yang muncul tiba-tiba, area tubuh tertentu terasa berat, area sakit semakin luas, makin parah, dan gejalanya gak kunjung membaik.

Bahkan, gejala lain yang terjadi dapat menyerang fungsi jantung, lho

“Menyebabkan gangguan otonom mulai dari gangguan irama jantung, keringat, ini mulanya mungkin gak disadari adalah neuropati,” lanjutnya.

Guna meningkatkan kesadaran akan pentingnya deteksi dini neuropati, P&G Health Indonesia menyelenggarakan kampanye “Hidup Bebas Tanpa Kebas dan Kesemutan”. Ini merupakan sebuah ajakan sekaligus edukasi tentang pentingnya deteksi dini neuropati agar mendapatkan penanganan yang tepat.

Salah satu cara untuk deteksi dini penyakit yang menyerang saraf ini adalah dengan menggunakan fitur Neurometer yang dapat diakses melalui akun Instagram @neurobionid.

Pastikan untuk rutin melakukan pemeriksaan medis dan lakukan deteksi dini untuk mencegah penyakit neuropati semakin parah, ya. Semakin cepat penyakit ini dideteksi, maka penanganannya akan semakin efisien, Beauty.