Menu

Ngeri! Penelitian Ungkap Makan Kentang Goreng Bisa Picu Depresi, Kok Bisa? Simak Yuk Penjelasannya

20 Juli 2023 16:50 WIB

Kentang Goreng (Doyan Resep/Edited by HerStory)

HerStory, Jakarta —

Beauty, siapa sih yang gak suka dengan kentang goreng? Makanan pendamping ini memiliki rasa gurih, asin, dan crunchy yang membuatnya menjadi favorit semua orang. 

Kalau sudah menyicipi beberapa potong kentang goreng, tak jarang kita sulit untuk berhenti makan. Namun ternyata, kerenyahan kentang goreng memiliki dampak kurang baik bagi kesehatan mental. 

Sebuah penelitian mengungkapkan, kandungan lemak trans dalam minyak goreng dapat mengganggu kesehatan fisik maupun mental. Baru-baru ini, terdapat fakta konsumsi kentang goreng dapat meningkatkan risiko depresi. 

Sekelompok peneliti dari Hangzhou, China menemukan, konsumsi kentang goreng berkaitan dengan kecemasan dan depresi. Penelitian ini dimuat dalam makalah yang diterbitkan di Jurnal PNAS. 

Penelitian itu dilakukan pada 140.728 peserta Biobank Inggris selama periode 10 tahun. Subjek yang sering makan makanan digoreng, terutama kentang goreng, memiliki risiko 12% peningkatan kecemasan.

Informasi tentang penyebab kentang goreng jadi penyebab kecemasan ada di halaman selanjutnya ya!

Sebanyak 8.294 kasus kecemasan dan 12.735 depresi dilaporkan selama pengamatan ini. Usut punya usut hal itu karena bahan kimia yang disebut akrilamida menjadi penyebabnya.  Memasak makanan bertepung seperti kentang pada suhu tinggi membentuk akrilamida.

Melansir dari Psychiatrist, Kamis (20/7/2023) proses kimia yang dikenal sebagai reaksi Maillard menghasilkan akrilamida.  Studi sebelumnya menyatakan, akrilamida berdampak pada efek kesehatan yang merugikan, termasuk neurotoksisitas, karsinogenisitas, dan toksisitas reproduksi. 

Seorang Profesor Nutrisi dan Ilmu Makanan di University of Reading, Gunter Kuhnle mengungkapkan, risiko depresi juga dipicu gaya hidup lainnya. Meski makan kentang goreng termasuk dalam peningkatan depresi, hal lainnya turut mendukung masalah mental tersebut. 

“Mereka yang mengonsumsi makanan yang digoreng juga lebih mungkin menjadi perokok aktif, memiliki indeks massa tubuh lebih tinggi dan lebih mungkin memiliki pendapatan yang lebih rendah dengan latar belakang pendidikan yang lebih rendah,” kata Gunter.