Menu

Studi: Menghirup Aroma Baju Pasangan Bantu Kurangi Stres pada Wanita, Ternyata Bisa Bikin Perasaan Lebih Tenang Moms!

21 Juli 2023 17:50 WIB

Pasangan suami istri harmonis (Freepik/Edited by HerStory)

HerStory, Jakarta —

Stres merupakan salah satu masalah mental yang kerap dialami semua orang, tak terkecuali wanita. Gak dipungkiri ya Moms, padatnya aktivitas seperti mengurus anak, bekerja, hingga memasak membuat fisik terasa lelah hingga memicu stres. 

Demi menjalani hidup dengan baik, kita perlu mengatasi stres. Ada salah satu cara sederhana yang bisa membantu Moms mengatasi stres. 

Para peneliti dari University of British Columbia (UBC) menemukan, mencium pakaian pasangan dapat mengurangi stres pada wanita, lho! 

Penelitian yang diterbitkan di Jurnal Kepribadian dan Psikologi Sosial menemukan kaitan mencium pakaian pasangan dengan kadar hormon stres kortisol lebih rendah dalam darah wanita. 

Penulis utama studi, Marlise Hofer mengungkapkan, tanpa melihat secara fisik, menghirup aroma pasangan yang menempel pada bajunya ampuh mengurangi stres secara efektif.

"Banyak wanita suka memakai baju pasangan mereka atau tidur di sisi tempat tidur pasangan mereka ketika pasangan mereka pergi. Temuan kami menunjukkan, aroma pasangan saja, tanpa kehadiran fisik, dapat menjadi alat yang ampuh untuk membantu mengurangi stres,” kata Hofer, sebagaimana dikutip HerStory dari Live Science, Jumat (21/7/2023). 

Informasi hasil penelitian ada di halaman selanjutnya ya Beauty!

Para peneliti menggunakan 96 pasangan lawan jenis dalam penelitian ini. Para pria diminta untuk memakai kaus selama 24 jam, tanpa deodoran atau parfum lainnya. 

Para pria juga diminta untuk tak merokok dan hanya mengonsumsi makanan yang gak akan mempengaruhi aroma tubuh mereka. Setelah dipakai selama seharian, kaus dibekukan untuk menjaga baunya.

Kemudian, para wanita diberi dua kaus. Satu kaus adalah milik pasangannya, sementara kaus lainnya punya orang asing.  

Wanita cenderung memiliki indra penciuman yang lebih tajam daripada pria. Dalam penelitian ini, mereka ditantang mengetahui kaus milik pasangannya. 

Setelah mencium dua kemeja itu, para wanita yang berpartisipasi menemukan kaus pasangannya. Setelah itu, para peneliti mengukur stres partisipan wanita dengan memberi pertanyaan. 

Para peneliti menanyakan tentang berapa banyak stres yang mereka rasakan dan mengumpulkan sampel air liur untuk mengukur kadar kortisol. 

Dalam percobaan tersebut, para wanita menghirup bau pasangannya memiliki kadar kortisol lebih rendah, daripada yang tidak. Mencium aroma pasangan dikaitkan dengan penurunan kadar kortisol yang signifikan. 

Para wanita yang mencium bau kemeja pasangannya mengatakan merasa lebih bahagia. Sementara itu, wanita yang mencium aroma baju orang asing memiliki tingkat kortisol lebih tinggi selama tes stres. 

"Sejak usia muda, manusia takut pada orang asing, terutama laki-laki aneh. Jadi ada kemungkinan aroma laki-laki aneh memicu respons 'lawan atau lari' yang mengarah pada peningkatan kortisol," kata Hofer. 

Artikel Pilihan