Moms, berhubungan intim menjadi rutinitas pasangan suami istri demi menjaga keharmonisan. Namun, ada beberapa pasangan yang meninggalkan hubungan intim di masa kehamilan istrinya.

Ada yang beranggapan Mr. P yang masuk bisa melukai janin yang ada di dalam kandungan, benarkah informasi tersebut?

Sperma yang keluar saat ejakulasi disebut bisa menyebabkan gangguan perkembangan janin. Bahkan ada yang bisa meningkatkan risiko kelahiran prematur.

Namun, dijelaskan oleh dokter spesialis kandungan RSIA Grand Family, dr. Christian Wijaya, berhubungan intim saat kehamilan sah-sah saja. Selain itu, berhubungan seks saat kehamilan juga tidak dapat meningkatkan kelahiran prematur.

"Kalau dari jurnal yang ada, berhubungan seks tidak meningkatkan kelahiran prematur asalkan kehamilan baik, sehingga tidak mengganggu kehamilan," kata dr. Christian beberapa waktu lalu.

Meski begitu, dr. Christian menambahkan agar hubungan seks yang dilakukan oleh pasangan menggunakan pengaman seperti kondom.

Terlebih saat hamil, khususnya pada trimester pertama dan kedua. Alasannya adalah untuk menghindari kandungan dari paparan sperma yang diperoleh dari ejakulasi.

Informasi soal pengaruh sperma terhadap janin ada di halaman selanjutnya ya Moms!

Sperma diketahui mengandung enzim yang dapat membantu membuka jalan lahir, yakni prostaglandins. Paparan enzim tersebut dapat membantu tubuh untuk bersiap melahirkan dan membuat rahim kontraksi. 

Namun hal tersebut tetap tidak akan membuat terjadinya kelahiran prematur pada kehamilan yang belum cukup matang. Hanya saja bisa memicu terjadinya kontraksi dan flek pada ibu hamil.

dr. Christian menganjurkan penggunaan kondom saat berhubungan seks selama kehamilan yang belum cukup matang agar kehamilan tidak terganggu sehingga ibu dan bayi dapat terus sehat hingga hari kelahiran. 

Untuk posisi seksnya sendiri, pastikan melakukannya pada posisi yang nyaman untuk ibu hamil, seperti menghindari posisi-posisi yang menekan perut ibu hamil.

Sebaliknya, menjelang hari kelahiran lakukan hubungan seks sesering mungkin tanpa kondom. Dengan demikian, proses kelahiran diharapkan bisa menjadi lebih mudah bagi sang ibu.