Menu

Penilitian Sebut Polusi Udara Bisa Percepat Pengeroposan Tulang pada Wanita, Ini Penyebabnya Moms!

21 Agustus 2023 17:50 WIB

Ilustrasi polusi udara yang semakin parah di DKI Jakarta. (HerStory/Wafi)

HerStory, Jakarta —

Tingkat polusi udara Jakarta yang kian parah makin mengkhawatirkan. Baru-baru ini, sebuah studi baru melaporkan, ada hubungan antara tingkat polusi udara tinggi dengan pengeroposan tulang atau osteoporosis, terutama pada wanita pascamenopause. 

Seperti diketahui, risiko osteoporosis memang meningkat seiring bertambahnya usia. Namun, wanita yang hidup dengan lingkungan polusi udara tinggi akan mengalami pengeroposan tulang lebih cepat. 

Penelitian ini dihasilkan dari kelompok beragam, pada 9.041 wanita pascamenopause yang dikumpulkan selama 6 tahun. Para peneliti melihat secara khusus kepadatan mineral tulang. 

Para peneliti menggunakan alamat rumah partisipan untuk menentukan oksida nitrat, nitrogen dioksida, sulfur dioksida, dan partikel PM10 (polusi lebih kecil dari 10 mikrometer, diameter sel darah merah). 

Ilmuan Biomedis dari Universitas Columbia, di New York, Diddier Prada mengungkapkan, wanita yang hidup di lingkungan berpolusi tinggi mengalami kepadatan mineral tulang menurun di semua area dalam tubuh lebih cepat, termasuk tulang belakang, leher dan pinggul. 

“Temuan kami mengkonfirmasi, kualitas udara yang buruk mungkin menjadi faktor risiko keropos tulang, terlepas dari faktor sosial ekonomi atau demografi," tutur Prada, sebagaimana dikutip HerStory dari Science Alert, Senin (21/8/2023). 

Secara khusus, Prada dan rekannya menyoroti hubungan antara nitrogen dan tulang belakang. Lonjakan polusi sebesar 10 persen selama 3 tahun dikaitkan dengan penurunan rata-rata 1,22 persen kepadatan mineral tulang belakang lumbar. 

Informasi lebih lanjut ada di halaman berikut!

Menurut para peneliti, kondisi ini kemungkinan besar karena kematian sel tulang, disebabkan stres oksidatif. Molekul beracun dari lingkungan menyebabkan kerusakan pada tubuh.

"Untuk pertama kalinya, kami memiliki bukti, nitrogen oksida, khususnya, adalah kontributor utama kerusakan tulang. Tulang belakang lumbal adalah salah satu situs yang paling rentan terhadap kerusakan ini," kata Prada.