Menu

Serba-serbi Gangguan Kehamilan Plasenta Previa, Seberapa Bahaya untuk Ibu dan Janin? Intip Nih Moms!

29 Agustus 2023 10:20 WIB

Ilustrasi ibu hamil sakit perut. (Freepik/gpoinstudio)

HerStory, Jakarta —

Moms, apa kamu pernah mendengar gangguan kehamilan plasenta previa? Ini merupakan kondisi ketika ari-ari atau plasenta berada di bagian bawah rahim, sehingga menutupi sebagian atau seluruh jalan lahir. 

Selain menutupi jalan lahir, plasenta previa dapat menyebabkan perdarahan hebat, baik sebelum maupun saat persalinan. Plasenta previa lebih banyak terjadi pada kehamilan dengan paritas tinggi dan pada usia di atas 30 tahun.

Menurut Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi Subspesialis Kedokteran Fetomaternal di RS Pondok Indah, dr. Novan Satya Pamungkas, Sp. O. G, Subsp. K. F. M., kondisi plasenta previa ini bisa menyebabkan komplikasi pada ibu dan janin.

"Misalnya komplikasi pada ibu, terjadinya syok akibat perdarahan hebat yang dapat terjadi saat sebelum, selama, atau beberapa jam setelah persalinan, penggumpalan darah, peningkatan risiko plasenta akreta (kondisi ketika plasenta (ari-ari) tumbuh terlalu dalam pada dinding rahim), hingga peningkatan risiko plasenta previa di kehamilan berikutnya," jelas dr. Novan kepada HerStory, baru-baru ini.

"Sedangkan komplikasi pada janin yang dapat terjadi akibat plasenta previa, antara lain bayi lahir prematur (kelahiran yang terjadi sebelum usia kandungan mencapai 37 minggu), janin kekurangan oksigen," sambungnya.

Penyebab dan Gejala Gangguan Plasenta Previa

Menurut dr. Novan, hingga saat ini belum diketahui penyebab pasti dari gangguan plasenta previa, tapi beberapa faktor berikut dapat meningkatkan risiko ibu hamil mengalami kondisi ini, antara lain:

  • Usia ibu saat hamil menginjak 35 tahun atau lebih
  • Bukan kehamilan pertama
  • Hamil bayi kembar
  • Posisi janin gak normal (sungsang atau lintang)
  • Riwayat keguguran
  • Bentuk rahim yang gak normal
  • Riwayat plasenta revia pada kehamilan sebelumnya
  • Riwayat operasi pada rahim
  • Penggunaan narkoba atau merokok saat hamil

Gejala Plasenta Previa adalah perdarahan dari vagina yang terjadi pada trimester 2-3 dengan ciri-ciri sebagai berikut:

  • Perdarahan tanpa rasa nyeri
  • Darah segar berwarna cerah
  • Perdarahan bisa terjadi berulang
  • Pada plasenta previa ukuran panjang rahim berkurang maka pada plasenta previa sering disertai kelainan letak

Pengobatan Gangguan Plasenta Previa

Pengobatan plasenta previa bertujuan untuk mencegah perdarahan. Penanganan yang akan diberikan oleh dokter spesialis obstetri dan ginekologi tergantung pada kondisi kesehatan ibu dan janin, usia kandungan, posisi plasenta, dan tingkat keparahan perdarahan.

Pada ibu hamil yang gak mengalami perdarahan atau hanya mengalami perdarahan ringan, dokter akan menyarankan perawatan mandiri, berupa:

  • Memperbanyak istirahat dan berbaring
  • Mengurangi aktivitas fisik yang berat
  • Menghindari berhubungan seksual
  • Meski gak membutuhkan perawatan di rumah sakit, pasien tetap harus waspada dan segera mencari pertolongan medis apabila perdarahan bertambah banyak dan gak berhenti

"Apabila ibu hamil mengalami perdarahan hebat dan berulang, dokter akan menyarankan agar bayi dilahirkan secepatnya melalui operasi caesar. Namun, jika usia kandungan kurang dari 36 minggu, ibu hamil akan diberikan suntikan obat kortikosteroid terlebih dahulu untuk mempercepat pematangan paru-paru janin," ungkap dr. Novan.

Apabila perdarahan sangat parah dan gak bisa dihentikan, ibu hamil akan dirujuk untuk perawatan lebih lanjut di rumah sakit. Dokter juga akan memberikan transfusi darah untuk mengganti darah yang hilang.

Nah, Moms, itulah beberapa hal yang perlu kamu tahu mengenai gangguan plasenta previa. Semoga bermanfaat, ya!

Artikel Pilihan