Menu

Pasien Aritmia dan Gagal Jantung Kualitas Hidup Normal Kembali Setelah Terapi, Gimana Caranya?

01 September 2023 08:44 WIB

Ilustrasi aritmia jantung (Freepik/pch.vector)

HerStory, Jakarta —

Beauty, gagal jantung merupakan salah satu penyakit serius yang menghantui masyarakat. Penyakit ini disebut sebagai sindrom klinis yang menyebabkan jantung tidak dapat memenuhi kebutuhan oksigen tubuh.

Akhirnya bisa menyebabkan beberapa gejala seperti sesak napas, lemas, hingga pembengkakan di area kaki akibat bendungan yang terjadi setelah kekuatan pompa jantung menurun.

Berdasarkan data dari BPJS, penyakit jantung merupakan penyumbang beban biaya terbesar dalam kasus masalah kesehatan. Di mana per tahun 2021 pembiayaan kesehatan pada penyakit jantung mencapai sebesar Rp.7,7 triliun.

Dijelaskan dr. Simon Salim, Sp.PD-KKV, Mkes, AIFO, FINASIM, FACP, FICA, Konsultan Intervensi Jantung dan Aritmia Eka Hospital BSD, penyakit jantung seperti gagal jantung merupakan salah satu kasus kesehatan yang paling sering ditangani di Indonesia.

Pada tahap awal, gagal jantung bisa dikendalikan dengan mengonsumsi obat-obatan. Namun kalau gagal jantung yang sudah diikuti dengan adanya gangguan hantaran listrik irama jantung, maka ini sudah membutuhkan penanganan dan konsultasi dengan dokter.

"Sebanyak 30% kasus gagal jantung mengalami irama pada ventrikel kanan dan ventrikel kiri, sehingga kontraksi kedua ventrikel tersebut tidak selaras dan kerja pompa jantung menjadi tidak efektif," jelas dr. Simon dalam siaran pers.

Melihat hal tersebut, industri kesehatan terus berinovasi mencari solusi dalam mengatasi permasalahan gagal jantung yang bisa merenggut nyawa lewat pengobatan CRT (Cardiac Resynchronization Therapy) atau terapi resinkronisasi jantung.

Share Artikel:

Oleh: Nailul Iffah