Menu

Sering Over Budget Ketika Belanja di Supermarket? Ternyata Ini Alasannya!

23 Februari 2021 18:50 WIB

Ilustrasi seorang pasangan memperhatikan tanggal kedaluwarsa serta label gizi saat berbelanja bahan makanan. (pinterest/freepik)

HerStory, Tangerang —

Dilansir dari rekan sindikasi Herstory, Finansialku.com, supermarket memang masih dijadikan pilihan bagi beberapa orang karena dinilai praktis dan tetap buka hingga malam. 

Over budget ketika berbelanja di supermarket tentunya bukan permasalahan yang asing bagi kita. Seringkali, ketika belanja bulanan di supermarket, tagihan menjadi membengkak.

Kira-kira mengapa demikian, ya? Meskipun banyak kemudahan yang diberikan supermarket, apakah seimbang dengan seringnya kita overbudget di tempat tersebut? 

Apakah ada tips-tips yang bisa kamu lakukan agar berhenti membeli barang yang enggak ada di list belanjaanmu? Yuk, kita bahas bareng-bareng trik-trik supermarket dan tips menghadapinya!

Supermarket Kerap Mengubah Letak Produk Belanjaan

Mereka yang datang ke supermarket dengan rencana dan daftar belanja adalah salah satu jenis konsumen yang enggak disukai supermarket. Mengapa demikian? Tentunya karena kamu biasanya langsung datang ke lorong-lorong tertentu saja dan membeli apa yang memang dibutuhkan saja.

Biasanya, supermarket akan mengubah tata letak produk agar kamu enggak melulu ke spot yang sama tanpa keliling terlebih dahulu. Untuk mengatasinya, hindari melihat-lihat produk yang memang enggak dibutuhkan dan tetap menaati daftar belanja kamu.

Pembulatan Harga

Pemberian harga yang biasanya enggak pas (contohnya: 19.999) memberi kesan murah dan juga akan mempersulit perhitungan kamu.

Umumnya orang hanya melihat angka depannya dan membulatkannya, sehingga secara enggak sadar jumlah belanjaan akan sedikit lebih besar dari anggaran kamu. Jadi, selalu lakukan pembulatan ke atas dalam menghitung belanjaan ya!

Ubin yang Dirancang Sedemikian Rupa

Siapa sangka ubin bisa mempengaruhi perilaku konsumen? Nyatanya, ada beberapa supermarket yang membuat lantainya berupa semen polos daripada keramik. Ternyata hasil studi membuktikan bahwa hal ini hanya akan mempercepat langkah konsumen.

Studi juga menyebutkan bahwa ubin paling ideal adalah ubin dengan ukuran 30×30 cm. Ubin dengan ukuran spesifik ini dikatakan mampu memperlambat langkah konsumen yang akan memberikan waktu lebih untuk melihat-lihat.

Alasannya sangat sederhana, keranjang belanja biasa akan terguncang-guncang akibat sambungan ubin dan menimbulkan suara yang berisik, sehingga sering kali konsumen menghentikan keranjangnya di sambungan ubin ini kemudian menengok kiri kanan.

Untuk menghindari ini, kamu bisa tetap berjalan dengan langkah kamu pada umumnya dan hindari berhenti hanya karena sambungan ubin tersebut.

Sedikitnya Kasir yang Aktif

Pedomannya, antrean yang diharapkan supermarket adalah sepanjang 7 hingga 9 orang. Apa tujuannya? Pertama adalah untuk membuat kesan bahwa supermarket ramai pengunjung. Sehingga kamu juga akan penasaran untuk berbelanja di dalamnya.

Kedua adalah untuk memberi cukup waktu bagi konsumen agar melakukan pembelian impulsif. Hal ini terbukti dengan banyaknya hal-hal dan makanan kecil yang ditawarkan di etalase dekat kasir.

Pemajangan Snack di Etalase Kasir

Biasanya produk yang dipajang di etalase dekat kasir berupa snack atau makanan ringan. Dan pemajangan diatur setinggi mata anak balita. Di rak yang lebih tinggi biasa dipajang barang-barang kecil seperti korek api atau permen. Ini adalah trik supermarket untuk menggoda keluarga dengan balita yang biasanya ikut mengantre di kasir.

Nah, untuk mengatasinya kamu bisa meminta pasangan dan balita menunggu di luar saat melakukan pembayaran. Atau menggendong balita saat mengantre di kasir agar enggak melihat-lihat pajangan etalase kasir.

Kemasan yang Dibedakan

Biasanya supermarket menghadirkan 2 produk serupa, namun dengan kemasan yang berbeda. Biasanya dibuat kemasan dengan desain modern yang sanggup menarik perhatian konsumen. Hasilnya, produk dengan kemasan modern biasanya akan terlihat lebih menarik dan lebih laku. Hal ini jugalah yang menyebabkan banyak produsen makanan yang mengubah desain kemasannya.

Selalu teliti sebelum membeli, lihat apakah memang betul produk tersebut berbeda? Atau mungkin sama dengan produk yang telah kamu beli sebelumnya.

Adanya Program Bundle atau Paket

Apakah kamu tahu bahwa konsumen biasanya paling malas belanja kebutuhan sehari-hari? Mereka bosan dengan rutinitas ini sehingga timbul rasa malas.

Pihak supermarket memanfaatkan sifat malas ini dengan menjual produk dengan bundle atau paket, misalnya saja kemasan isi 1 lusin (contohnya: Tissue), atau paket produk yang berhubungan (contohnya: paket sup ayam berisi seluruh sayur dan bumbu lengkap).

Sayangnya, sebenarnya terkadang hal ini tidaklah dibutuhkan. Misalnya dalam paket sup ayam berisi ayam, kentang, kol, seledri, bawang, dan micin. kamu belum tentu menyukai semuanya, dan mungkin bumbu sudah tersedia di rumah.

Manipulasi Pikiran

Pernahkah kamu melihat 2 produk yang sama dengan ukuran yang berbeda? Biasanya asumsinya adalah kemasan besar lebih murah, terlebih ditambah adanya promo.

Namun nyatanya enggak selalu demikian, pihak supermarket kadang memanipulasi pikiran kamu dengan menghadirkan kemasan lebih besar dengan harga yang sama atau terkadang lebih mahal.

Selain itu, biasanya ada tulisan promo jika membeli dalam jumlah banyak.

Terbatasnya Waktu Diskon

Pernahkah kamu pergi ke supermarket dan mendengar bahwa diskon atau sale-nya hanya berlaku hari itu saja? Bahkan ada beberapa sale yang hanya dilakukan beberapa jam saja. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar kamu melakukan pembelian impulsive, karena tergoda harga murah dalam waktu yang terbatas.

Produk Mudah Rusak atau Hilang

Dahulu, pernah ada perusahaan yang membuat produk pengupas kentang dengan kualitas sangat baik. Dengan demikian, konsumen hanya perlu membeli satu kali seumur hidup. Namun akibatnya penjualan pengupas kentang itu terus menurun, dan produsen mulai mencari cara untuk mengakalinya.

Mereka membuat produk serupa dengan kualitas lebih buruk sehingga alat pengupas kentang itu cepat tumpul dan gagangnya mudah patah. Dengan cara ini, banyak konsumen yang kemudian membeli kembali.

Produk Wanita Lebih Mahal

Apakah kamu para wanita suka membandingkan harga produk wanita dan pria? Ternyata, studi menunjukkan bahwa biasanya produk wanita lebih mahal 7i produk pria.

Sebagai contohnya adalah alat pencukur bulu, biasanya dibuat produk khusus wanita yang dijual dengan harga lebih mahal dengan iming-iming lebih sesuai dengan kulit wanita yang lembut. Nyatanya produk sebenarnya serupa dan hanya berbeda warna saja.

Fenomena ini disebut “pink tax” dengan anggapan bahwa wanita adalah konsumen terbaik. Contoh produk yang biasa terkena pink tax adalah shampoo dan alat pencukur.

Artikel Pilihan