Menu

3 Kebiasaan yang Bisa Bikin Beauty Insomnia, Jangan Dilakukan ya!

08 April 2024 23:55 WIB

Ilustrasi wanita yang mengalami insomnia. (Unsplash/Edited by HerStory)

HerStory, Jakarta —

Beauty, apakah kamu sering mengalami insomnia? Menurut dr. Riza Marlina di laman Alodokter pada 28 Maret 2024, insomnia merupakan kondisi saat seseorang sulit tidur di malam hari meski memiliki waktu yang banyak untuk tidur. Pastinya insomnia ini bisa bikin kualitas tidur terganggu.

Pada akhirnya Beauty akan mengantuk di pagi hari dan aktivitas pun akan terganggu. Ujung-ujungnya, karena insomnia kesehatan kamu akan terganggu.

"Dimana insomnia ini ada dua jenis yaitu primer yang paling sering akibat stres serta faktor lainnya," tutur dr. Riza dikutip Herstory, Senin (8/5/2024).

Nah, untuk faktor lainnya, dr. Riza menyebutkan tiga hal berikut ini:

  • Kebiasaan waktu tidur seperti main gadget, nonton Tv dan lainnya.
  • Pengaruh lingkungan, seperti kebisingan atau pencahayaan yang terang di kamar tidur.
  • Jadwal tidur tak teratur.

Sementara itu, insomnia pun bisa disebabkan oleh faktor sekunder, yaitu karena gangguan medis.

"Seperti gangguan kecemasan, depresi, nyeri pada otot atau sendi, penyakit lambung dan lainnya," tutur dr. Riza.

Nah, untuk mengatasi insomnia karena gangguan medis, maka bisa dilakukan secara mandiri sebelum ke dokter, caranya cukup seperti di bawah ini:

  1. Perbaiki pola tidur dengan cara tidur di jam yang sama dan bangun di jam yang sama, lakukan secara konsisten.
  2. Saat waktu tidur, jauhi gadget, hindari makan banyak sebelum tidur, hindari konsumsi kafein.
  3. Lupakan masalah di siang hari, hindari aktivitas dan pikiran yang mengganggu saat waktu tidur.
  4. Buat suasana kamar jadi nyaman bersih, harum. Kamu bisa gunakan aromaterapi lavender, suhu ruangan tak boleh panas dan jangan terlalu dingin.
  5. Jika hal diatas tak membantu, kamu bisa konsumsi obat tidur di apotik, bisa berupa melatonin dengan efek ringan sementara.

"Jika tidak kunjung membantu juga, anda bisa konsultasi lebih lanjut ke dokter psikiater untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan lebih lanjut dengan tepat," tutur dr. Riza.

Artikel Pilihan