Menu

Tips Menyeimbangkan Karier dan Keluarga, Sebagai Perempuan Mana yang Harus Didahulukan?

11 April 2025 17:15 WIB

Ilustrasi ibu rumah tangga yang sukses berbisnis (Freepik/Edited by HerStory)

HerStory, Jakarta —

Beauty, tahukah kamu jika di era modern seperti sekarang, perempuan tidak hanya dipandang sebagai penjaga rumah tangga, tapi juga sebagai sosok profesional yang mampu berkontribusi dalam berbagai bidang pekerjaan, kamu setuju kan terkait hal ini? Namun, di balik semua pencapaian itu, ada satu kenyataan yang tak bisa diabaikan, yaitu tentang bagaimana perempuan sering kali harus memainkan dua peran sekaligus, pertama sebagai pekerja dan sebagai ibu rumah tangga.

Menjalani dua peran ini tentu bukan perkara mudah. Banyak perempuan yang merasa terhimpit antara deadline pekerjaan dan tanggung jawab rumah tangga yang tak pernah ada habisnya. Belum lagi tekanan sosial yang kadang datang dari lingkungan sekitar, seolah-olah kesempurnaan adalah satu-satunya pilihan yang dimiliki perempuan.

Penyuluh Agama Islam, Sitti Hamalna, S.Hi, dalam wawancaranya bersama rri.co.id, dengan jujur membagikan pengalamannya. Sebagai perempuan yang aktif dalam dunia kerja sekaligus seorang ibu rumah tangga, ia tahu persis bagaimana rasanya menjalani hari-hari dengan agenda yang seakan tak pernah berhenti.

“Perempuan diberkahi dengan potensi yang luar biasa, yang dapat mereka kembangkan secara optimal baik di tempat kerja maupun di rumah. Namun, seringkali mereka dihadapkan pada dilema antara keduanya,” ungkapnya seperti dikutip dari RRI.

Sitti percaya bahwa kuncinya terletak pada manajemen waktu dan komunikasi yang sehat dengan keluarga. Menurutnya, memisahkan urusan kantor dan urusan rumah adalah langkah penting agar kedua peran tersebut bisa dijalani dengan penuh fokus dan tanpa beban berlebihan.

“Saya selalu berusaha untuk tidak mencampuradukkan urusan pekerjaan kantor dengan suasana rumah, begitu pula sebaliknya. Meskipun ada tantangan, saya mencoba untuk tetap fokus pada setiap peran yang saya jalani," ujarnya.

Ia juga mengingatkan bahwa perempuan tidak perlu merasa bersalah karena memiliki ambisi atau mimpi. Justru, ketika perempuan diberi ruang dan dukungan, mereka mampu menjalani kedua peran itu dengan penuh cinta dan dedikasi.

“Perempuan memiliki kemampuan untuk melakukan keduanya dengan baik, asalkan mereka memiliki dukungan dan manajemen waktu yang tepat," tambahnya.

Pesannya sederhana, tapi dalam, Sitti mengajak masyarkat untuk hentikan standar ganda terhadap perempuan. Sudah saatnya masyarakat lebih memahami betapa beratnya beban yang dipikul perempuan, dan memberikan dukungan, bukan tuntutan.

Karena pada akhirnya, perempuan bukan hanya tulang punggung keluarga, tapi juga bagian penting dari kemajuan bangsa. Dan di balik senyum seorang ibu pekerja, ada kekuatan yang sering kali tak terlihat, tapi sangat nyata.

Artikel Pilihan