Menu

Dear Calon Ibu, Ini Deretan Proses Melahirkan Normal yang Harus Kamu Ketahui

30 Maret 2021 17:55 WIB

Ilustrasi Ibu Melahirkan (Freepik/Wavebreakmedia_micro)

HerStory, Bandung —

Ketika hendak melahirkan, banyak ibu yang berharap agar dapat melahirkan normal. Dibandingkan dengan proses melahirkan caesar, melahirkan normal memang lebih banyak memiliki kelebihan dan manfaat, meskipun tetap saja ada kelemahannya.

Meski banyak ibu berharap untuk dapat melahirkan normal, tetap saja ada ketakutan yang dirasakan menjelang melahirkan, terutama pada ibu yang baru pertama kali melahirkan. Rasa takut atau was-was menjelang melahirkan ini terkadang sampai membuat ibu menunda kehamilan bahkan menunda kelahiran.

Untuk mengurang rasa takut menjelang melahirkan, ada baiknya Moms mngetahui apa saja tahapan yang akan dilalui saat melahirkan nanti. Jadi ketika si kecil akan lahir, Moms nggak akan terlalu kaget karena sudah tahu prosesnya. Dilansir dari berbagai sumber, (30/03/2021) berikut adalah tahapannya.

Tahap pertama

Tahap pertama merupakan tahap pembukaan di mana ditandai dengan lendir bercampur darah karena serviks mulai membuka dan mendatar. Pecahnya pembuluh darah kapiler sekitar karnalis servikalis karena pergeseran ketika serviks mendatar dan terbuka merupakan penyebab keluarnya darah. Pada tahap ini terbagi atas 2 fase.

Fase pertama merupakan pembukaan serviks yang berlangsung lambat, sampai pembukaan 3 cm. Sedangkan fase kedua terbagi atas 3 sub fase yaitu akselerasi, steady, dan deselerasi.

Pada tahap pertama ini kontraksi rahim akan secara berkala mendorong bayi menuju jalan keluarnya atau jalan lahir. Tahap 1 dikatakan lengkap ketika pembukaan jalan lahir sesudah mencapai 10 cm, yang berarti bayi siap keluar dari rahim.

Masa ini merupakan masa yang paling sulit ketika melahirkan karena kemungkinan ibu akan merasakan sakit yang hebat dan sering. Ibu akan merasakan datangnya rasa mulas yang sangat hebat dan merasa adanya tekanan yang sangat besar ke arah bawah seperti ingin buang air.

Tahap kedua

Tahap ke dua adalah tahap pengeluaran bayi. Rasa mulas yang dirasakan semakin hebat dan semakin sering pula. Kepala bayi akan turus turun hingga masuk pada ruang panggul sehingga terjadilah tekanan pada otot-otot dasar panggul yang secara reflektoris menimbulkan rasa mengedan. Ibu merasa seperti mau buang air besar, dengan tanda anus terbuka.

Ada kemungkinan meskipun belum terjadi pembukaan yang sempurna, ada tekanan besar untuk melakukan dorongan. Tekanan yang besar untuk mendorong ini disebabkan oleh rahim yang merasa terus ingin mendorong tanpa bisa ibu menghentikannya. Lakukan hal yang diminta oleh bidan atau dokter seperti untuk mendorong secara perlahan atau sebaliknya.

Namun bisa juga terjadi, meskipun pembukaan sudah sempurna, ibu tak merasa adanya tekanan yang besar untuk mendorong. Hal ini bisa terjadi karena bayi sedang melakukan gerakan di panggul dan mengubah posisi kepala untuk menemukan posisi keluar yang terbaik.

Beberapa dokter atau bidan akan memberikan anestesi epidural dengan disuntikkan pada daerah punggung untuk mengurangi rasa sakit pada daerah vagina, rahim, dan leher rahim. Apabila keinginan ibu untuk mendorong rendah atau hampir tak ada, bidan atau dokter akan memandu ibu melakukan pendorongan.

Kemudian setelah itu Moms akan mengedan sehingga bayi perlahan-lahan keluar. Kepala bayi akan mulai terlihat dan ibu akan merasakannya. Vulva akan terbuka dan perineum akan meregang. Dengan mengedan yang dipandu oleh bidan atau dokter, maka bayi akan keluar mulai dari kepala hingga kaki.

Ketika mengedan, ada kemungkinan, bidan atau dokter memperkirakan dibutuhkan untuk melakukan pengguntingan di daerah perineum agar perineum tidak mengalami perobekan paksa akibat tekanan bayi.

Tahap ketiga

Setelah bayi berhasil keluar dengan selamat, plasenta bayi akan keluar dengan sendirinya. Pada tahap ini, ibu masih merasakan keinginan mendorong tapi tidak terlalu besar. Selama proses pengeluaran plasenta, ibu juga akan mengeluarkan darah kira-kira 100 - 200 cc. Setelah dirasa plasenta sesudah terlepas dari dinding rahim, maka bidan atau dokter atau perawat akan membersihkan segalanya termasuk ketika ibu perlu tindakan episiotomi.

Tahap keempat

Tahap terakhir dalam proses melahirkan secara normal adalah pengawasan. Hal ini dilakukan untuk melihat dan mengawasi apakah terjadi pendarahan pada ibu atau tidak. Bahkan setelah mengeluarkan plasenta pun ibu masih mengeluarkan darah dari vagina namun tak banyak. Darah ini berasal dari dari pembuluh darah yang ada di dinding rahim tempat terlepasnya plasenta, dan setelah beberapa hari ibu akan mengeluarkan cairan sedikit darah yang disebut lokia yang berasal dari sisa-sisa jaringan.

Namun pada beberapa kasus, darah yang keluar bisa dalam jumlah banyak karena lemahnya kontraksi atau otot-otot rahim tidak berkontraksi. Oleh karena itulah perlu dilakukan pengawasan kurang lebih 2 jam setelah ibu melahirkan.