Menu

Punya Peran Penting dalam Keluarga, Intip Perencanaan Keuangan Khusus Wanita!

02 April 2021 16:45 WIB

Keuangan suami istri. (Pinterest/Edited By HerStory)

HerStory, Jakarta —

Kesadaran wanita akan pentingnya perencanaan keuangan bagi mereka kian meningkat. Sebagaimana ada di dalam survei bertajuk Financial Experience & Behaviours Among Women Study, yang digelar Prudential dan Fidelity pada tahun 2015.  

Kesadaran wanita dalam menjaga kesehatan keuangan cukup bertambah, di kala mereka masih lajang atau saat usai bercerai. Bukan hanya itu, 27% wanita responden survei yang sudah menikah juga memiliki kesadaran sama. Bahkan, mereka memiliki peran sentral atas perencanaan keuangan sampai pengelolaan dana pensiun.

Pada intinya, wanita memerlukan panduan perencanaan keuangan yang sedikit berbeda dengan laki-laki. Apa yang berbeda dan bagaimana strategi perencanaan keuangan khusus wanita? 

Berikut hal-hal yang mesti diketahui seputar perencanaan keuangan dari Financial Educator Lifepal, Aulia Akbar, CFP untuk wanita karier yang berniat membangun rumah tangga.

1. Pengeluaran menentukan segalanya

Dengan mengetahui pengeluaran bulanan, kamu bisa menentukan berapa besaran dana darurat yang harus dimiliki serta biaya hidup di masa tua nanti. 

Dana darurat akan sangat berguna pada saat pemasukan rutinmu berkurang, atau bahkan hilang sama sekali akibat pemutusan hubungan kerja.

Buatlah catatan pengeluaran secara rutin untuk hal-hal yang bersifat kebutuhan dan keinginan. Hindari berutang untuk kebutuhan yang sifatnya hanya sebatas keinginan seperti membeli barang-barang di luar kebutuhan pokokmu. 

2. Buatlah tujuan finansial jangka pendek dan jangka panjang

Rancanglah lebih dini tujuan-tujuan finansialmu. Karena dengan begini, kamu bisa mengalokasikan dana dengan mudah untuk mewujudkan tujuan-tujuan tersebut.

Misalnya, tujuan menikah yang patut jadi perhatian utama bagi kaum wanita. Pasalnya, berbeda dengan laki-laki, ada beberapa tradisi adat di Indonesia yang mengharuskan pihak perempuan untuk menanggung biaya pernikahan, sedangkan sumbangan dari pihak laki-laki sifatnya sukarela. 

Di masa pandemi maupun tidak, pesta pernikahan pasti menelan biaya besar. Terlebih lagi, bila ada desakan dari pihak keluarga untuk menggelar prosesi adat di syukuran pernikahan.

Pernikahan adalah sebagian kecil dari seluruh tujuan finansial yang sebaiknya dirancang sejak dini. Selain pernikahan, masih ada impian atau tujuan-tujuan lain yang pasti Anda dambakan dalam jangka pendek maupun jangka panjang. 

3. Lindungi kekayaanmu

Sesuai namanya, proteksi adalah sesuatu yang akan melindungi kekayaanmu. Sebab, hidup ini penuh dengan risiko, sebut saja mengalami sakit, kecelakaan, kehilangan pemasukan, dan lain-lain. 

Tanpai proteksi, risiko-risiko yang kamu alami dapat membuatmu terpaksa menggunakan dana yang sejatinya sudah dipersiapkan sedemikian rupa untuk mencapai tujuan-tujuan finansialmu.

Bahkan, lebih dari itu, bisa saja jika dana yang dimiliki belum cukup, kamu terpaksa menjual aset-aset berharga yang kamu punya.

Oleh karena itu, penting bagi kamu untuk memiliki asuransi atau jaminan kesehatan. Jika demikian, asuransi seperti apa yang sebaiknya dimiliki kaum wanita?

Mengingat kelak kamu menikah, maka kepemilikan asuransi jiwa belum dapat dikatakan kebutuhan utama. Kecuali, kamu-lah yang nanti akan menjadi pencari nafkah utama. 

Bagi wanita, akan lebih tepat untuk memiliki asuransi kesehatan. Buat yang sudah memiliki asuransi kesehatan swasta dari tempatnya bekerja, tentu sungguh suatu keberuntungan. Kamu dapat mempertimbangkan untuk memiliki asuransi tambahan yang mengcover risiko penyakit-penyakit kritis khusus wanita. 

Namun, bagi yang hanya memperoleh jaminan berupa BPJS Kesehatan, memiliki proteksi dari asuransi swasta amat disarankan. Memang, BPJS kesehatan mengcover semua jenis penyakit. Hanya saja, asuransi swasta menawarkan fleksibilitas dalam hal proses penanganan dan pilihan rekanan rumah sakit yang cenderung lebih luas.

4. Perhatikan pengeluaran besar setelah berumah tangga

Ketahuilah bahwa akan ada beberapa pengeluaran maupun tujuan finansial yang sebaiknya menjadi perhatian khusus.

Pengeluaran tersebut yang pertama sudah tentu, pengeluaran biaya hidup apabila kamu sudah memiliki anak. Yang kedua adalah, biaya pendidikan anak untuk mengenyam pendidikan tinggi.

Kemungkinan besar, kelak setelah menikah, pencari nafkah utama dalam keluarga adalah suami. Bila memang ada kesepakatan melakukan joint income, maka beban keuangan mungkin saja akan dibagi dua.

Biaya membesarkan dan menyekolahkan anak tidak bisa dikatakan sedikit. Setiap tahun demi tahun, akan ada inflasi terhadap biaya hidup maupun pendidikan. 

Oleh sebab itu, kamu juga dapat mempersiapkan kebutuhan tersebut sedini mungkin, bahkan sebelum kamu menikah. Tapi, tentu saja, dana untuk kebutuhan ini sebaiknya baru dipikirkan setelah kamu memiliki dana darurat dan proteksi. 

Berinvestasilah untuk mengumpulkan dana untuk tujuan ini. Jika kebutuhannya di jangka pendek, disarankan untuk memilih instrumen dengan volatilitas rendah, seperti deposito, obligasi, atau reksa dana pasar uang.

Sebaliknya, jika investasi direncanakan untuk tujuan finansial jangka panjang, pilihan instrumennya semakin banyak, semisal saham atau reksa dana saham. 

Nah, itu dia panduan perencanaan keuangan untuk wanita karier yang bercita-cita untuk menikah dan berkeluarga di kemudian hari. 

Tips ini dibuat oleh Aulia Akbar CFP®, financial educator dan periset Lifepal

Semoga bermanfaat ya!

Share Artikel:

Oleh: Witri Nasuha