Menu

Moms, Waspadai 4 Masalah Perut yang Sering Terjadi pada Anak-anak

06 April 2021 13:30 WIB

Ilustrasi anak pemalu (ADDitude/Edited by HerStory)

HerStory, Bandung —

Ketika anak mengeluh sakit perut, ada beberapa hal yang perlu Moms waspadai. Sakit perut dapat disebabkan oleh masalah sederhana seperti kecemasan, tetapi dapat pula serius seperti Gastroesophageal Reflux Disease yang memerlukan pertolongan dokter.

Waspadai kelima jenis sakit perut yang paling sering terjadi pada anak-anak berikut, seperti dilansir dari Parenting, (06/04/2021) antara lain:

1. Sembelit

Gangguan pencernaan yang menyebabkan kesulitan buang air besar ini juga dapat mempengaruhi bayi dan anak-anak. Tinja yang menumpuk di usus besar, dapat menyebabkan rasa tak nyaman atau nyeri pada perut.

Sakit perut ini pada gilirannya akan membuat anak untuk menahan tinja, yang dapat memperburuk masalah. Untuk bayi di bawah 6 bulan yang belum memiliki tinja padat, cobalah untuk lebih sering menyusuinya.

Untuk bayi yang usianya lebih dari 6 bulan atau balita, berikan lebih banyak buah, sayuran, jus buah pir, apel atau anggur dan minum lebih banyak air. Untuk anak yang usianya lebih dari 5 tahun, jika tindakan tersebut tidak membantu setelah 2 hari, dokter mungkin akan menyarankan untuk menggunakan pelunak tinja.

Untuk anak-anak usia prasekolah, Anda juga dapat menambahkan suplemen serat seperti psyllium, tetapi segera hubungi dokter jika langkah tersebut tidak bekerja. Dokter mungkin akan meresepkan obat pencahar atau susu magnesium untuk bantuan jangka pendek dan tak boleh dijadikan kebiasaan.

2. Intoleransi atau alergi makanan

Jika anak sering mengalami perut kembung, kram, buang-buang gas, atau diare dalam waktu dua jam setelah makan jenis makanan tertentu, dirinya mungkin memiliki intoleransi makanan, yaitu ketidakmampuan untuk mencerna komponen makanan tertentu.

Beberapa bayi yang minum susu formula juga dapat mengembangkan sakit perut akibat intoleransi laktosa, yaitu kesulitan mencerna gula dalam susu. Alergi makanan juga dapat ditandai dengan gejala munculnya ruam, gatal-gatal atau sesak napas. Anak-anak dapat mengembangkan alergi terhadap kacang-kacangan, telur, ikan, produk kedelai, dan makanan lainnya.

3. Gastroesophageal Reflux Disease (GERD)

Kondisi ini menyebabkan sebagian isi perut kembali naik ke kerongkongan dan mulut, biasanya disebabkan karena katup antara kerongkongan dan perut membuka dan menutup pada waktu yang salah. Gejalanya seperti muntah atau yang disebut gumoh pada bayi, yang istilah medisnya refluks asam.

Anak mungkin akan merasakan ketidaknyamanan di perut selama atau setelah makan dan akan menangis dan berpaling dari botol susu atau makanannya. Anak-anak usia prasekolah jauh lebih kecil kemungkinannya untuk gumoh, tetapi mungkin menyebabkan sakit perut, mulut terasa asam, kemudian sensasi ingin muntah tetapi tertelan lagi.

Periksakan ke dokter apakah anak mengembangkan GERD, dokter mungkin akan memberikan pengobatan dengan tujuan untuk mengurangi tekanan dan asam dalam lambung. Untuk bayi, dapat diatasi dengan lebih sering menyusui dan menjaga posisi bayi tegak selama 15 menit sesudahnya.

Untuk anak-anak yang lebih tua, cobalah menghindari makanan pedas, gorengan, asam, atau makanan berlemak, dan memberikan makanan ringan larut malam. Antasida umumnya aman untuk anak yang usianya lebih dari 3 tahun, tetapi mintalah resep dari dokter yang akan menentukan dosis berdasarkan berat badan.

4. Stres

Kecemasan dan stres dapat menyebabkan perut anak terasa sakit. Saluran pencernaan berisi sebagian besar serotonin tubuh, yaitu sebuah neurotransmitter yang terkait dengan suasana hati, yang dapat mengirim sinyal ke otak.

Jadi ketika keluarga sedang stres, anak mungkin akan merasa terbebani juga dan menyebabkan sakit perut. Anak juga rentan stres, terutama ketika anak-anak mengalami perubahan seperti harus menyesuaikan diri di tempat penitipan anak, masuk playgroup atau TK, dan bahkan perubahan rutinitas.