Menu

Tak Selalu Pertanda Kanker, Ini 4 Jenis Benjolan Payudara yang Perlu Kamu Tahu!

10 Agustus 2021 20:05 WIB

Ilustrasi wanita yang memijat payudara. (Pinterest/Freepik)

HerStory, Jakarta —

Beauty, tentu kamu akan merasa panik bila menemukan benjolan di sekitar area payudara, bukan? Tak sedikit di antara kamu yang mengira kalau benjolan tersebut pertanda kanker payudara.

Memang, benjolan di payudara bisa menjadi gejala kanker yang mengancam jiwa. Tapi, tahu enggak sih Beauty, penyebab benjolan di payudara itu tak selalu karena penyakit kanker payudara lho!

Benjolan di payudara bisa juga berupa tumor jinak yang umumnya enggak berbahaya. Benjolan pada payudara dapat juga berupa pembengkakan lokal atau area jaringan yang lebih tebal di payudara.

Berikut ini HerStory rangkum dari berbagai sumber, jenis benjolan pada payudara yang perlu kamu tahu.

Fibroadenoma

Fibroaderma merupakan salah satu jenis tumor jinak yang paling sering dialami perempuan. Seperti yang disebut dalam laman bupa.co.uk, jenis benjolan ini paling umum dan kemungkinan besar ddialami oleh perempuan antara usia 16 dan 24 tahun.

Ciri-ciri dari benjolan ini dapat bergerak atau berpindah-pindah tempat. Bila ditekan, benjolan ini akan terasa padat, berbentuk bulat atau oval dan terasa kenyal. Kamu tak akan merasakan sakit, bila benjolan ini disentuh atau ditekan.

Benjolan fibrodenoma ini cenderung memerlukan waktu lama untuk bertambah besar. Manun, bukan berarti ukurannya tak mungkin menjadi sangat besar ya, Beauty.

Meski begitu, fibroaderma tak akan berkembang menjadi kanker.

Kista

Selanjutnya adalah kista payudara. Kista payudara ini merupakan benjolan yang berisi cairan. Biasanya, kista tumbuh dengan variasi ukuran dan akan terdeteksi ketika ukurannta sudah membesar, sekitar 2,5 - 5 sentimeter.

Kista bisa membesar dan menjadi lunak saat mendekati masa menstruasi. Benjolan kistra payudara ini biasanya berbentuk bulat dan panjang, juga mudah berpindah-pinda saat disentuh.

Papilloma intraduktal

Tumor jimak yang juga tak berpotensi kanker selanjutnya adalah papilloma intraduktal. Umumnya, papilloma intraduktal ini bisa diraba berupa satu benjolan berukuran cukup besar yang muncul di dekat puting.

Papilloma intraduktal bisa juga berupa benjolan kecil yang terletak jauh dari puting. Tapi, kondisi ini tetap perlu diwaspai karena bersiko berkembang menjadi kanker.

Tumor jinak ini terbentuk dari kelenjar, sel fibrosis, dan pembuluh darah. Papilloma intraduktal rentan terjadi pada wanita berusia 35-55 tahun.

Fibrosis

Selanjutnya adalah fibrosis, di mana jaraingan ini hampir mirip dengan jaringan luka. Kalau diraba, fibrosis pada payudara akan terasa kenyal, padat, dan keras. Meski begitu, kelainan ini tak akan berkembang menjadi kanker payudara.

Namun, penelitian terkait meningkatnya risiko kanker payudara terhadap penderita kelainan fibrokristik menghasilkan kesimpulan yang beragam.

Ada yang menyebut, risiko kanker payudara di kemudian hari akan meningkat pada penderita kelainan ini, dan sebaliknya.