Menu

Jangan Gampang Tergiur, Ketahui Dulu Yuk Ini Ruginya Investasi Saham

13 Juli 2021 13:45 WIB

Layar monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (25/6/2021). (ANTARA FOTO/Reno Esnir/wsj)

HerStory, Jakarta —

Investasi kini menjadi topik yang hangat untuk diperbincangkan. Saat pandemi COVID-19, banyak orang jadi mulai menyadari pentingnya investasi. Salah satu instrumen investasi yang banyak digandrungi adalah saham.

Bagi orang awam, saham mungkin terlihat sangat menguntungkan. Tapi, jika salah langkah investasi saham juga bisa membuat kantong menjadi bolong lho.

Untung rugi dalam investasi ibarat dua sisi mata uang. Sebenarnya enggak hanya pada saham, karena semua jenis instrumen investasi bisa memberikan keuntungan tapi juga berpotensi mengalami kerugian. Namun, pada investasi saham angka kerugiannya bisa cukup besar mengingat peluang hasil yang diperolehnya pun sama besarnya.

Sebelum terjun langsung berinvestasi pada intrusmen saham, yuk ketahui dulu sederet risiko kerugian dari investasi saham seperti dilansir dari laman Finansialku:

1. Capital Loss

Jika di keuntungan ada istilah capital gain, maka risiko kerugian dikenal dengan nama capital loss. Ini merupakan kondisi di mana harga beli saham mengalami penurunan sehingga investor alami kerugian. Contohnya moms membeli saham di harga Rp10.000 dan sekarang harga pasar turun menjadi Rp 8.000. Bila belum direalisasi (belum dijual) menjadi paper loss, bila sudah dijual maka akan menjadi kerugian investor tersebut.

2. Likuidasi

Risiko kerugian yang kedua adalah likuidasi. Mungkin sering mendengar istilah ini, namun belum mengetahui artinya secara pasti. Likuidasi merupakan kondisi di mana perusahaan tempat Moms menyimpan saham harus tutup karena dilikuidasi, biasanya disebabkan karena masalah keuangan seperti gagal membayar bunga, pokok utang, dan alasan keuangan lainnya.

Enggak hanya masalah keuangan, perusahaan tersebut juga bisa tutup karena terjerat masalah hukum. Jika mengalami likuidasi, sebagai pemegang saham moms berada di urutan terakhir yang berhak menerima aset, setelah perusahaan membayar pajak, karyawan dan melunasi utang.

3. Likuiditas

Istilahnya hampir mirip, risiko kerugian ketiga adalah likuiditas. Apasih likuiditas itu? Likuiditas merupakan kondisi di mana investor membeli saham yang jarang ditransaksi di lantai bursa. Hal ini menjadi masalah ketika investor membutuhkan dana dan berencana menjual sahamnya.

Jika saham jarang ditransaksikan, otomatis pemilik saham akan sulit mencari pembeli sesuai harga yang diharapkan. Kalau investor tersebut sedang benar-benar butuh uang maka dia terpaksa menjual di harga yang murah. Ini risiko yang perlu diperhatikan investor.

4. Suspensi

Hampir mirip dengan likuidasi, risiko kerugian keempat adalah suspensi. Ini merupakan kondisi di mana perusahaan tempat moms membeli saham harus disuspensi atau dihentikan sehingga saham tak bisa diperdagangkan di bursa. Penyebabnya bisa berbagai hal, namun intinya perusahaan belum memenuhi ketentuan atau aturan bursa.

5. Delisting

Risiko kerugian terakhir adalah delisting. Ini merupakan kerugian yang cukup parah di mana terjadinya penghapusan dari pencatatan bursa. Penyebabnya bisa karena permintaan emiten bersangkutan berdasarkan persetujuan pemegang saham. Atau dikeluarkan oleh otoritas bursa karena emiten melanggar aturan atau tak membayar biaya pencatatan.

Itulah beberapa risiko kerugian yang bisa terjadi saat berinvestasi saham. Sehingga penting bagi kita untuk memilih perusahaan atau emiten dengan fundamental yang baik. Supaya risiko kerugian tersebut bisa dihindari.

Share Artikel:

Oleh: Nada Saffana