Menu

Apa Itu PMS?

04 Mei 2020 20:45 WIB

Seorang wanita sedang berbaring di tempat tidur karena mengalami sakit dibagian perut. (pinterest/freepik)

HerStory, Jakarta —

PMS (Pre Menstrual Syndrom) merupakan sindrom atau sekumpulan gejala yang dialami sebelum masa menstruasi, tepatnya sekitar 7-10 hari sebelumnya. Biasanya para wanita akan merasakan sakit secara fisik maupun emosional sebelum datang bulan alias menstruasi. Meski kerap dianggap lebay oleh kalangan pria, pada kenyataannya PMS memang menyakitkan bukan Beauty?

Beragam kondisi akan dialami oleh wanita ketika masa PMS tiba. Kondisi umum yang sering muncul menjelang menstruasi di antaranya ialah pusing, sakit kepala, nyeri perut, sakit pinggang, mual, hingga kelelahan. Bahkan di antaranya, ada pula yang mengalami gejala dengan timbulnya banyak jerawat pada wajah.

Baca Juga: Apa Itu Purging?

Enggak cuma itu, kadang di kala PMS tiba, emosi wanita akan berkali-kali lipat. Rasa ingin marah, menangis, hingga suasan hati yang enggak menentu rasanya bercampur aduk menjadi satu. Makanya jangan heran kalau banyak wanita yang meledak-ledak di kala PMS tiba.

Semua wanita mengalami PMS?

Fakta yang pelu kamu tahu ialah, enggak semua wanita itu akan mengalami PMS sebelum masa datang bulan tiba. PMS umumnya terjadi pada wanita di akhir usia 20 dan berakhir pada usia 40  tahunan. Gejala yang dirasakan pun terbilang cukup ringan. Namun, ada pula wanita yang mengalami gejala berlebihan ketimbang wanita lainnya.

Wanita dengan tingkat stres yang tinggi dan memiliki sejarah depresi kemungkinan besar mengalami PMS yang lebih sering dan disertai dengan gejala yang lebih serius.

Sebenarnya apa sih penyebab PMS?

Melansir dari laman mayoclinic.org, Senin (4/5/2020), ada beberapa faktor yang berkontribusi terhadap munculnya PMS:

  • Perubahan siklus hormon

    Tanda dan gejala PMS terjadi karena adanya fluktuasi dan nantinya akan menghilang ketika kamu sedang hamil atau sudah mengalami menopuese alias sudah berhenti menstruasi.
  • Perubahan kimia di otak

    Fluktuasi serotonin, zat kimia otak (neurotransmitter) yang dianggap memainkan peran penting dalam mood dapat memicu gejala PMS. Jumlah serotonin yang enggak cukup dapat menyebabkan depresi pra-menstruasi, kelelahan, ngidam alias mau makan terus-terusan, hingga masalah tidur.
  • Depresi

    Beberapa wanita dengan sindrom pra-menstruasi berat memiliki depresi yang enggak terdiagnosis, meskipun depresi saja enggak menyebabkan semula gejala.

Apa yang harus dilakukan ketika PMS menyerang?

Menjadi hal wajar kalau wanita mengalami PMS sebelum masa menstruasi tiba. Enggak ada hal khusus yang perlu dilakukan apalagi cara untuk mengatasinya. Meski enggak bisa diatasi tapi PMS itu bisa diredakan lho, Beauty.

Kamu bisa melakukan aerobik atau tidur untuk mengurangi gejala PMS berupa depresi, rasa cemas, dan juga mood yang swing abis. Terapkan pula haya hidup yang sehat dengan tetap mengontrol asupan buah dan sayur ke dalam tubuh.

Kalau kamu merasa stres saat PMS, coba alihkan hal tersebut ke berbagai kegiatan positif. Mulai dari melakukan yoga, meditasi, menulis jurnal, atau bahkan vurhat kepada teman. Intinya, selalu jaga kesehatan tubuh khususnya menjelang PMS ya, Beauty.

Semoga bermanfaat!

Share Artikel:

Oleh: Witri Nasuha

Artikel Pilihan